Komisi X DPR ajak mahasiswa baru Kaltim bangun nalar kritis dari riset

2 weeks ago 8

Samarinda (ANTARA) - Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Hetifah Sjaifudian mengajak mahasiswa baru Kalimantan Timur untuk membangun nalar kritis dan budaya riset yang kuat untuk menumbuhkan inovasi nasional.

"Kemampuan riset harus ditekankan untuk melatih berpikir analitis secara mendalam, bukan hanya sekadar formalitas untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan," kata Hetifah Sjaifudian saat menjadi pembicara kunci Lokakarya Penguatan Kapasitas Pengguna Riset dan Inovasi untuk Masyarakat (PKPRIM) di Samarinda, Rabu.

Ia memaparkan data bahwa meskipun peringkat Global Innovation Index Indonesia naik ke posisi 54 pada tahun 2024, indikator penciptaan pengetahuan baru masih tergolong rendah.

Menurutnya, terdapat kesenjangan kualitas yang signifikan antara standar pendidikan tinggi di Indonesia dengan negara-negara maju, terutama dalam hal produktivitas akademik.

Hetifah menyoroti rendahnya skor sitasi jurnal internasional Indonesia yang hanya mencapai angka 2,4, padahal standar global berada di angka 88,3.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penguasaan tujuh langkah berpikir ilmiah, mulai dari perumusan masalah hingga publikasi, sebagai fondasi intelektual mahasiswa.

Ia juga mengingatkan terkait etika penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam penulisan karya ilmiah.

Ia menegaskan bahwa teknologi AI hanya boleh digunakan untuk membantu menyusun kerangka atau menyunting tata bahasa, bukan untuk mengambil alih proses berpikir penulis.

Hetifah juga menyinggung tantangan struktural berupa minimnya anggaran riset nasional yang hanya 0,3 persen dari PDB, jauh di bawah Korea Selatan yang mencapai 4,3 persen.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kaltim Fitriansyah turut mengapresiasi dukungan legislatif tersebut yang dinilai sejalan dengan visi daerah dalam mencetak ribuan periset muda.

"Melalui penguatan metodologi dan etika ini, kami berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu memverifikasi fakta di tengah banjir informasi," demikian Fitriansyah.

Baca juga: Mahasiswa RI teliti orangutan dalam program internasional di Taiwan

Baca juga: Bawaslu gandeng mahasiswa dalami penegakan hukum Pemilu

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |