Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) bertumpu pada kualitas SDM yang kompeten agar bisa memacu transformasi manufaktur domestik.
Strategi ini memadukan nilai-nilai kemandirian ekonomi, transformasi teknologi, serta keberlanjutan lingkungan dalam satu kerangka terpadu dengan empat pola pikir utama yaitu industrialisasi berbasis sumber daya alam, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, dan penerapan prinsip keberlanjutan.
"Seluruh strategi tersebut bertumpu pada kekuatan SDM industri. Dengan SDM yang kompeten dan adaptif, Indonesia akan mampu mengakselerasi transformasi industrinya menuju negara maju dengan daya saing tinggi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Strategi baru itu didesain per sektor dengan detail yang sangat ketat, dan penyusunannya tetap dalam koridor yang digariskan oleh Presiden Prabowo Subianto maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Baca juga: PMI manufaktur capai angka tertinggi bukti industri RI semakin kuat
Sebagai wujud implementasi visi SBIN, pihaknya melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) bekerja sama dengan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang dan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) menggelar simposium untuk memacu kompetensi SDM industri.
Kepala BPSDMI Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan simposium ini menjadi puncak program Pelatihan Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0) sekaligus momentum penting untuk meninjau praktik terbaik manufaktur berbasis digital yang telah diterapkan di berbagai sektor manufaktur.
Doddy menyampaikan, selama empat tahun berjalan, program LeMMI 4.0 telah memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja industri, khususnya dalam penerapan proses produksi dan teknologi otomasi.
"Program ini menunjukkan komitmen perusahaan nasional dalam menyiapkan talenta internal sebagai motor transformasi digital," katanya.
Baca juga: Inalum sebut penjualan aluminium hingga Oktober 2025 sudah lebihi RKAP
Senada dengan itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman menekankan bahwa simposium ini bukan sekadar refleksi program, tetapi menjadi gerbang menuju fase baru untuk memperluas implementasi Lean Monozukuri.
"Kami berharap seluruh metodologi, praktik baik, dan model technical coaching yang telah dibangun bersama Jepang dapat terus diperluas dan diadaptasi oleh lebih banyak sektor industri nasional," ungkap Sidik.
Program LeMMI 4.0 hingga tahun ini telah melibatkan 202 peserta dari 131 perusahaan industri manufaktur, dengan fokus kompetensi meliputi Lean Manufacturing, Lean Monozukuri, smart maintenance berbasis IoT, hingga penerapan otomasi industri secara bertahap dan berkelanjutan.
Sementara itu, Director of Asia and Pacific Division, Trade Policy Bureau, METI Jepang Hata Yumiko mengapresiasi keberhasilan implementasi LeMMI 4.0 di Indonesia.
Baca juga: Kemenperin pastikan lulusan vokasi binaan siap perkuat industri RI
"Setiap peserta LeMMI 4.0 bukan hanya peserta pelatihan, melainkan kristalisasi kerja sama strategis Jepang-Indonesia dan penggerak perubahan bagi masa depan industri manufaktur Indonesia," katanya.
Perwakilan AOTS Jepang, Saito Kazuko, menyampaikan harapannya agar program ini dapat terus berkelanjutan."Kami berharap LeMMI 4.0 dapat berjalan secara mandiri dan semakin mengakar di Indonesia," ujarnya.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































