Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan enam modul strategis untuk memperkuat implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di satuan pendidikan.
Peluncuran itu menjadi tonggak penting dalam memastikan MBG tidak hanya berfokus pada distribusi makanan, tetapi juga berfungsi sebagai intervensi pendidikan yang komprehensif melalui edukasi gizi, pembiasaan perilaku hidup sehat, dan peningkatan layanan kesehatan sekolah.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq di Jakarta, Rabu, mengatakan program MBG memegang peranan penting dalam membangun masa depan bangsa.
Ia menekankan MBG bukan sekadar upaya pemenuhan nutrisi, tetapi juga instrumen untuk menanamkan budaya hidup sehat sejak dini di lingkungan satuan pendidikan.
Baca juga: Prabowo berikan bantuan motor untuk penyuluh dukung distribusi MBG
Sebanyak enam modul tersebut, kata dia, disusun sebagai rujukan nasional bagi sekolah, pemerintah daerah, dan mitra pembangunan untuk menjalankan MBG secara terstandar, efektif, dan berkelanjutan.
“Keterpenuhan gizi yang baik dan lingkungan sekolah yang sehat bisa memenuhi syarat standar nasional pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan meningkatkan mutu pembelajaran. Program kolosal Bapak Presiden Prabowo ini akan punya dampak yang signifikan di masa depan. Yang kita perlu lakukan adalah keberlanjutan dan kesabaran untuk mengawal program prioritas ini berlangsung dalam jangka yang cukup panjang,” katanya.
Ia mengatakan modul dan pedoman itu disusun sebagai respons terhadap kondisi gizi anak Indonesia yang masih menjadi tantangan, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023
Peluncuran itu menandai langkah strategis dalam mengintegrasikan edukasi gizi dengan program MBG yang telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional dalam RPJMN 2025-2029.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikdasmen Gogot Suharwoto menjelaskan penyusunan modul dilakukan untuk memperkuat peran pendidikan dalam menghadapi tantangan gizi pada anak dan remaja, yang selama ini menghambat potensi belajar mereka.
"Pendidikan dan gizi adalah dua pilar bagi pembangunan bangsa yang saling menguatkan. Anak-anak dengan status gizi yang optimal akan memiliki kemampuan kognitif, fokus belajar dan daya tahan tubuh yang lebih baik sehingga siap menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan secara optimal. Sekolah harus menjadi pusat perubahan perilaku makan sehat,“ ujar dia.
Terkait dengan sasaran program, ia mengatakan Kemendikdasmen penerima manfaat terbesar program MBG dengan jumlah siswa kurang lebih 53 juta anak untuk semua jenjang, PAUD, SD, SMP, SMA sampai dengan jenjang nonformal.
Sebanyak enam dokumen pendukung implementasi program MBG tersebut disiapkan untuk memastikan satuan pendidikan memahami tata kelola program secara utuh.
Baca juga: Kemendagri komitmen percepat pembangunan SPPG di daerah 3T
Baca juga: BGN bantu hubungkan pesantren dengan mitra untuk bangun dapur MBG
Baca juga: Wihaji: MBG untuk sasaran 3B capai tiga juta penerima manfaat
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































