Kemenbud komitmen jaga keberlanjutan ekosistem pencak silat

9 hours ago 6

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan, perlindungan, serta penguatan ekosistem pencak silat sebagai identitas budaya yang hidup, diwariskan lintas generasi, dan terus relevan dalam dinamika zaman.

“Ini merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan, dalam arti dilindungi, dikembangkan, dimanfaatkan dan dibina, inilah amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam keterangan resmi yang dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

Dalam acara "Tasyakur dan Tafakur Retrospeksi 6 Tahun Pencak Silat Tradisi Pasca Diakui UNESCO" yang digelar di TMII, Jakarta hari ini, Fadli menyampaikan tradisi Pencak Silat sebagai media pendidikan karakter berbasis budaya dan instrumen diplomasi budaya strategis yang harus dilestarikan.

Baca juga: Kebun Raya Bogor gelar festival pencak silat untuk lestarikan budaya

Tak hanya sekadar olahraga bela diri khas Indonesia, pencak silat adalah budaya luhur yang mengandung falsafah, spiritualitas, dan kesenian.

UNESCO telah mencatatkan tradisi pencak silat sebagai warisan budaya takbenda untuk kemanusiaan dalam sidang yang berlangsung di Bogota, Kolombia tahun 2009.

Pengakuan UNESCO perlu dimaknai sebagai titik tolak ekosistem tradisi pencak silat, bukan sebagai seremonial belaka. Maka dari itu, Kementerian Kebudayaan akan memperkuat pelindungan dan dokumentasi pencak silat dan membangun kemitraan berkelanjutan dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI).

Baca juga: Fadli Zon: Festival Pencak Silat hidupkan identitas bangsa

Fadli menilai seiring berkembangnya ragam platform, dokumentasi ekspresi budaya, termasuk pencak silat, tidak hanya dilakukan secara konvensional, tetapi juga dapat dikembangkan melalui film dokumenter dan keikutsertaan dalam berbagai festival.

Dalam kesempatan itu, ia turut menyampaikan hingga Oktober 2025, telah tercatat 2.727 warisan budaya takbenda tingkat nasional dengan potensi lebih dari 30 ribu objek pemajuan kebudayaan. Hingga 2024, 16 elemen warisan budaya takbenda Indonesia telah terinskripsi di UNESCO.

Ketua Umum KPSTI, Mahfudz Abdurrahman mendorong agar warisan budaya Pencak Silat tidak hanya sekadar diakui, tetapi juga terus eksis, dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, serta tampil di panggung dunia melalui pelestarian yang dilakukan secara kolaboratif.

Baca juga: Cecep Arif Rahman bawakan Pencak Silat Indonesia ke Astana Kazakhstan

Langkah strategis tak hanya berfokus pada bidang teknis, tetapi juga aksi kolaboratif yang dirancang secara masif dan sistematis.

“Komunitas Pencak Silat, IPSI, KPSTI, kemudian organisasi lainnya yang mewadahi Pencak Silat berkewajiban melestarikan, mendayagunakan warisan-warisan, terutama warisan Pencak Silat sebagai warisan budaya takbenda,” katanya.

Bertepatan dengan momentum ini, turut diserahkan KPSTI Award. Penghargaan ini diberikan kepada para tokoh baik pejabat publik, budayawan, akademisi, praktisi, ataupun komunitas/lembaga atas dedikasi mereka dalam mengusulkan, memajukan, dan mengupayakan pelestarian berkelanjutan Tradisi Pencak Silat hingga diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda.

Fadli Zon turut menjadi salah satu penerima KPSTI Award bersama sejumlah tokoh lainnya, yakni Bapak Pencak Silat Dunia, Eddie Marzuki Nalapraya (Alm.), Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan, budayawan sekaligus akademisi, Arief Rachman, Edwin Sanjaya; dan Edi Sedyawati (Alm.).

Baca juga: Iko Uwais unjuk kemampuan di hadapan Presiden RI

Baca juga: Wamenpora sebut pencak silat warisan budaya bangsa Indonesia

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |