Kemandiriaan yang tumbuh di pondok pesantren

2 weeks ago 18
Pesantren Nurul Haramain menunjukkan kalau ketahanan pangan dapat tercipta dari baiknya pengelolaan sektor pertanian dan peternakan suatu daerah.

Lombok Barat (ANTARA) - Lahan pertanian yang terbentang luas menjadi tempat tumbuh tanaman dan hewan ternak. Terdengar suara gemericik air dari kolam-kolam ikan yang menyebar di berbagai penjuru, menyatu dengan ocehan bebek dan auman sapi dari sudut lain.

Di sana, Ahmad Dahlan bertani asik. Pria berusia 53 tahun tersebut nampak sedang memotong dedaunan yang mati dan mencabut rerumputan liar agar lahan pertanian tampak rapi.

Siapa sangka di balik kesederhanaan itu ia adalah Kepala Madrasah Aliyah Putra Pondok Pesantren Nurul Haramain di Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Baginya, bertani bukan sebatas profesi, melainkan simbol mandiri. Pertanian adalah tonggak utama kemandirian suatu bangsa dalam menyediakan kebutuhan pangan bagi warga negara.

Peran ini sulit digantikan sepenuhnya oleh teknologi artificial intelligence (AI) yang kini marak mengambil alih peran manusia. Pertanian tetap membutuhkan campur tangan manusia dalam pengelolaannya.

Di kampung-kampung, ketersediaan pangan umumnya selalu terjamin. Masyarakat desa terbiasa memproduksi pangan secara mandiri, baik dari bertani maupun beternak, yang nantinya dapat mereka konsumsi sendiri.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka kebutuhan pangan turut mengalami peningkatan. Seharusnya, jumlah petani dan peternak juga mencukupi untuk mengelola lahan dan merawat hewan ternak.

Akan tetapi, minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian justru menurun drastis.

Berdasarkan riset yang dilakukan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), usia petani di Indonesia yang paling muda adalah 35 tahun. Setiap tahun, jumlah petani mengalami penurunan akibat kematian.

Tanpa adanya regenerasi, sektor pertanian Indonesia terpaksa harus berjalan mundur. Ketersediaan pangan tidak lagi diproduksi mandiri, melainkan bergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

Negara tidak bisa terus melakukan impor bahan pangan karena akan menciptakan ketergantungan. Sederet efek domino semakin terasa dan menempatkan negara pada posisi yang rentan terhadap ketidakstabilan.

Melihat pentingnya ketahanan pangan, Pesantren Nurul Haramain menanamkan perspektif baru dalam diri santri terkait pertanian. Melalui pembelajaran di pondok pesantren, para santri diajarkan keistimewaan dari kesederhanaan pertanian.

Baca juga: Wamentan dorong pesantren jadi mitra strategis ketahanan pangan

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |