Yerusalem (ANTARA) - Militer Israel pada Minggu (18/5) mengumumkan serangan darat yang signifikan ke "beberapa area" di Jalur Gaza, saat sejumlah pejabat kesehatan Palestina melaporkan serangan udara semalaman dan pagi hari yang mereka katakan menewaskan sedikitnya 67 orang, termasuk banyak wanita dan anak-anak.
Militer Israel menyatakan bahwa pasukan darat, termasuk pasukan cadangan, telah memulai "operasi ekstensif" di Gaza utara dan selatan dalam serangan yang disebutnya sebagai "Kereta Perang Gideon" (Gideon's Chariots). Kampanye ini menandai fase baru dalam perang Israel yang telah berlangsung selama 20 bulan melawan Hamas dan faksi-faksi militan lainnya.
Sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa serangan udara Israel menghantam wilayah Khan Younis di Gaza selatan, termasuk tenda-tenda yang menampung para pengungsi.
Kantor berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan pada Jumat (16/5) bahwa sedikitnya 67 orang Palestina telah tewas dan 361 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir. "Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) akan terus beroperasi melawan organisasi-organisasi teroris di Jalur Gaza sesuai kebutuhan, demi melindungi warga sipil Israel," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Otoritas kesehatan setempat telah mengonfirmasi bahwa jumlah korban Palestina tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah mencapai 53.339 orang, dengan 121.043 orang lainnya mengalami luka-luka. Otoritas kesehatan itu menambahkan bahwa sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak.
Menurut data dari otoritas kesehatan tersebut, jumlah korban tewas sejak Israel melanjutkan kembali serangan pada 18 Maret, setelah gencatan senjata selama dua bulan, telah bertambah menjadi 3.193 orang, dengan 8.993 lainnya terluka.
Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya telah menewaskan "puluhan" militan, meluluhlantakkan infrastruktur militer di atas maupun di bawah tanah, dan kini ditempatkan di lokasi-lokasi strategis di Gaza.
"Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) akan terus beroperasi melawan organisasi-organisasi teroris di Jalur Gaza sesuai kebutuhan, demi melindungi warga sipil Israel," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan. Kantor Perdana Menteri menyatakan bahwa tim negosiasi di Doha sedang bekerja "untuk memanfaatkan setiap peluang guna mencapai kesepakatan," termasuk kesepakatan yang akan "mengakhiri pertempuran," mengamankan pembebasan 58 sandera yang masih ditahan di Gaza, mengusir militan Hamas, dan melucuti senjata di Jalur Gaza.
Sejumlah pejabat Israel menyatakan bahwa tujuan dari operasi "Kereta Perang Gideon" termasuk merebut wilayah-wilayah penting dari daerah kantong tersebut, mendorong mayoritas dari sekitar 2 juta penduduk Gaza lebih jauh ke arah selatan, dan melanjutkan distribusi bantuan kemanusiaan di bawah pengawasan Israel yang lebih ketat.
Sementara itu, delegasi dari Israel dan Hamas bertemu di Doha, Qatar, untuk kembali melakukan negosiasi tidak langsung yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera. Para diplomat mengindikasikan bahwa kemajuan masih sulit dicapai, dengan kedua belah pihak mempertahankan posisi mereka.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi sebelumnya pada Minggu itu bahwa tim negosiasi Israel terlibat dalam pembicaraan tidak langsung di Doha mengenai kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas, yang berpotensi mencakup kemungkinan berakhirnya perang Gaza.
Kantor Perdana Menteri menyatakan bahwa tim negosiasi di Doha sedang bekerja "untuk memanfaatkan setiap peluang guna mencapai kesepakatan," termasuk kesepakatan yang akan "mengakhiri pertempuran," mengamankan pembebasan 58 sandera yang masih ditahan di Gaza, mengusir militan Hamas, dan melucuti senjata di Jalur Gaza.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025