Indonesia diyakini bisa lalui transisi energi gunakan DME

2 hours ago 6
Untuk skala nasional, implementasi DME harus disertai dengan empat syarat utama,

Jakarta (ANTARA) - ​​​​​​Tenaga Ahli Menteri ESDM Satya Hangga Yudha Widya Putra meyakini Indonesia bisa melalui proses transisi energi dengan menggunakan bahan bakar dimetil eter (DME).

"DME, yang diproduksi melalui gasifikasi batu bara, menjadi alternatif vital untuk menggantikan LPG yang sebagian besar masih diimpor, sekaligus jalan bagi transisi energi yang lebih berkelanjutan," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Selain DME, Hangga menyebut pemerintah juga mendorong pemanfaatan compressed natural gas (CNG) dan liquified natural gas (LNG) untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Hangga menjelaskan, penggunaan LPG tidak hanya digunakan rumah tangga, tetapi juga memenuhi kebutuhan UMKM, nelayan, dan petani.

Baca juga: Pemerintah buka potensi alihkan subsidi LPG untuk DME

"Untuk skala nasional, implementasi DME harus disertai dengan empat syarat utama," ujarnya, dalam webinar yang digelar Universitas Negeri Pembangunan Veteran Jawa Timur.

Keempat syarat tersebut meliputi harga yang terjangkau, mengingat masyarakat masih memprioritaskan harga.

Solusi inovatif harus kembali pada harga yang kompetitif, sebutnya.

Syarat lainnya adalah suplai DME harus didukung infrastruktur yang memadai dan terintegrasi serta aksesibilitas harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat secara merata.

Baca juga: Danantara sebut DME perlu subsidi agar setara LPG

"Terakhir, kesiapan pengembangan jaringan gas nasional harus diperkuat, karena jargas yang terintegrasi akan menjadi pendukung kuat bagi program DME dan upaya mengurangi impor LPG," jelasnya.

Hangga juga menambahkan status Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.500 pulau menimbulkan tantangan logistik yang unik dan mempersulit integrasi infrastruktur antarpulau, berbeda dengan negara benua lainnya dengan posisi geografis yang menyatu.

Untuk mengatasi kompleksitas transisi ini, lanjutnya, pemerintah telah menetapkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.

Menurut dia, topik ini sangat relevan dengan satgas hilirisasi dan ketahanan energi nasional, yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dan daya saing sumber daya alam di semua sektor.

Baca juga: Wamen Investasi bidik lokasi proyek DME di dekat PT Bukit Asam

"Hilirisasi batu bara, misalnya, diwujudkan melalui proses gasifikasi DME. Namun, hilirisasi tidak hanya soal DME, ini juga mencakup pembangunan smelter di sektor mineral," jelas Hangga.

Ia menekankan juga keberhasilan transisi ini sangat bergantung pada sinergi dan sinkronisasi lintas kementerian dan lembaga.

Keppres ini diharapkan dapat menjadi solusi menghilangkan sumbatan dan mempermudah masalah legal, sehingga transisi energi nasional berjalan lancar.

Selain itu, proyek besar seperti ini memerlukan bantuan fiskal dan moneter yang signifikan dari dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Pemerintah putuskan lokasi proyek DME bulan depan, dibangun 2026

Hangga pun menegaskan bahwa mencapai target nol emisi pada 2060 membutuhkan kerja sama kolektif.

"Tidak ada artinya inovasi dan penelitian tanpa realitas harga yang terjangkau dan dukungan yang kuat dari semua pihak," sebutnya.

Baca juga: Pertamina tertarik garap kilang modular dan proyek DME

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |