Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan dr. Farid Kurniawan, Sp.PD, PhD menilai upaya menurunkan berat badan dengan menerapkan diet One Meal A Day (OMAD) atau sekali makan dalam sehari berisiko bagi metabolisme tubuh.
"Kalau One Meal A Day, saya pribadi tidak setuju, terlalu ekstrem. Itu terlalu berbahaya untuk metabolisme tubuh," katanya pada acara konferensi pers peluncuran Met-U Prodia di Jakarta pada Sabtu.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu merekomendasikan diet gizi seimbang sebagai alternatif.
"Daripada melakukan diet ekstrem yang jelas berbahaya, saya sarankan cukup jalani diet gizi seimbang," katanya.
"Mau makannya tiga kali sehari yang porsi besar dua kali, snacking atau porsi kecil, boleh silakan. Yang penting jumlah dan komposisinya yang pas. Kalorinya enggak kelebihan, kemudian komposisi karbohidrat, protein, lemaknya juga pas," ia menjelaskan.
Dia menekankan pentingnya konsistensi dan durasi dalam penerapan diet untuk menurunkan berat badan.
"Enggak perlu diet aneh-aneh, diet OMAD, ketogenik, OCD. Selama orang itu melakukan diet yang seimbang dan dilakukan jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus," katanya.
"Small step (langkah kecil) tapi konsisten. Enggak ada orang kalau mau sehat, dietnya cuman setahun," ia menambahkan.
Baca juga: Pilihan diet tidak sehat menyebabkan berat badan sulit turun
Baca juga: Siasat mengatasi stagnasi dalam upaya menurunkan berat badan
Perencanaan makan juga penting dalam pelaksanaan diet untuk menurunkan berat badan. Pedoman makan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan bisa dijadikan sebagai acuan dalam penerapan diet.
Menurut pedoman itu, setiap kali makan separuh piring sebaiknya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk dan separuhnya diisi dengan sayur dan buah.
Pedoman Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi setidaknya delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
Aplikasi Met-U yang diluncurkan oleh Prodia bisa digunakan untuk membantu membuat perencanaan makan dalam penerapan diet.
Selain itu, pengguna aplikasi dapat memanfaatkan fitur Met-U untuk memantau kemajuan penerapan diet untuk menurunkan berat badan.
"Penggunaan aplikasi ini bisa untuk segala macam parameter ya. Kalau dia mau intervensi pola diet, dia bisa masukin dietnya seperti apa. Lalu berat badan, dia bisa pantau, masukin awalnya berapa, nanti tiap berapa minggu atau berapa hari masukin lagi. Jadi akhirnya bisa keep tracking," kata Direktur IT & Marketing PT Prodia Digital Indonesia Rudy Cahyadi.
Baca juga: Makanan yang baik dikonsumsi untuk menurunkan berat badan
Baca juga: Langkah sederhana untuk menurunkan berat badan di usia 50 tahun
Pewarta: Ida Nurcahyani/Meuthia Hamidah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025