Danantara pastikan tidak ada PHK di tengah proses merger BUMN

13 hours ago 2
Tahapan-tahapan itu, sebenarnya dari 1.067 kita mau 'squeeze' efisienkan menjadi sekitar 250-an (perusahaan), dengan catatan tidak boleh ada 'lay-off'

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) memastikan tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tengah berlangsungnya proses konsolidasi bisnis (merger) perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara Indonesia Bhimo Aryanto mengatakan, pihaknya akan melakukan konsolidasi bisnis terhadap sebanyak 1.067 perusahaan menjadi hanya sekitar 250-an perusahaan BUMN berserta anak cucunya.

“Tahapan-tahapan itu, sebenarnya dari 1.067 kita mau squeeze efisienkan menjadi sekitar 250-an (perusahaan), dengan catatan tidak boleh ada lay-off begitu. Ada caranya, karena kalau kita melakukan Golden Shakehand harusnya IRR (Internal Rate of Return)-nya juga cukup bagus, jadi tidak harus lay-off, kita bisa melakukan realokasi resources seperti itu,” ujar Bhimo dalam acara Public and Business Leader Forum: 2026 Outlook & Challenges di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa Danantara Indonesia tengah mempercepat proses konsolidasi bisnis perusahaan-perusahaan BUMN dari yang awalnya ditargetkan selesai pada 2027, dan dipercepat dengan target selesai pada 2026.

“Yang harusnya selesai di 2027 kita shorten menjadi 2026. Jadi, tiap kami di Danantara juga percaya bahwa, bukannya kita push semuanya ya. Karena kita tahu waktu kita tidak banyak, waktu kita terbatas, jadi semua BUMN sekarang berlari kencang, kita juga manage, proyek manajemen-nya juga tiap hari kita pelototin,” ujar Bhimo.

Dalam kesempatan ini, Ia mengatakan melalui proses restructuring di perusahaan-perusahaan BUMN, maka akan banyak yang dapat di saving tidak hanya mencakup pengurangan jumlah Board of Commissioners (BOC) dan Board of Directors (BOD).

“Ketika satu perusahaan harus berkompetisi dengan perusahaan lain, maka efisiensi menjadi penting. Dan ketika layer-nya cukup banyak, karena dia harus mendapatkan margin, karena semuanya harus armslang, kita bayangkan minimal katakan 7 persen, 15 persen, kalau dia 3-4 layer, kemudian dia mesti berkompetisi dengan other players, berapa puluh persen dia tidak kompetitif, karena tidak efisien compare to other players,” ujar Bhimo.

Baca juga: Danantara dan Jordan Investment Fund jajaki kolaborasi investasi

Baca juga: Keluarga besar BUMN himpun lebih dari Rp72 miliar untuk Sumatera

Baca juga: Danantara sebut DME perlu subsidi agar setara LPG

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |