Cegah abrasi, Kiara serukan stop pembangunan ekstraktif pesisir Demak

1 week ago 12

Jakarta (ANTARA) - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyerukan kepada pemerintah untuk menghentikan seluruh bentuk pembangunan ekstraktif di pesisir Demak, Provinsi Jawa Tengah untuk mencegah abrasi dan kerusakan ekologi.

"Kami melihat kerusakan ekologis di Kabupaten Demak dan bencana di Sumatra berdiri di atas akar masalah yang sama, eksploitasi lingkungan yang melampaui daya dukung alam," kata Sekretaris Jenderal Kiara Susan Herawati dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan hal itu dalam kegiatan "Parade 16 Perahu Perempuan Nelayan: Melawan Eksploitasi Pesisir yang Merusak Kehidupan" di Dukuh Tambakpolo, Desa Purworejo, Kabupaten Demak.

Menurut dia, penebangan vegetasi penyangga, reklamasi dan pengurukan pesisir, ekspansi industri skala besar, serta tata ruang yang mengabaikan risiko ekologis menjadikan desa-desa pesisir Jawa dan Sumatra semakin rentan banjir dan longsor.

Baca juga: KIARA desak pemerintah lebih pikirkan keberlanjutan ekosistem pesisir

Ia mengatakan desa-desa di Kabupaten Demak, seperti Timbulsloko, Margolinduk, Morodemak, hingga Purworejo menyusut luasannya dari peta dalam kurun dua dekade.

"Saat kampung ditenggelamkan oleh kebijakan negara atas nama tol laut atau pembangunan lainnya, masyarakat mengalami banjir rob kepanjangan, dan abrasi parah, negara tidak hadir apalagi menetapkan sebagai bencana nasional. Siapa paling terdampak dalam krisis iklim dan bencana ekologis ini? Perempuan dan anak-anak," kata dia.

Untuk mencegah kerusakan alam, pihaknya meminta pemerintah untuk memulihkan ekologis pesisir melalui rehabilitasi mangrove, penguatan sabuk pantai, dan tata ruang berbasis daya dukung lingkungan.

"Sediakan rencana pemulihan desa tenggelam dan pemukiman aman, termasuk relokasi bermartabat dan perlindungan sumber penghidupan nelayan," kata Susan Herawati.

Pihaknya juga meminta dibangun sistem perlindungan sosial bagi perempuan nelayan, terutama akses air bersih, layanan kesehatan, dan dukungan mata pencaharian.

Parade tersebut digelar dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan.

Baca juga: Mitra Kiara gandeng Zeroe evaluasi dampak karbon dari belanja modal

Baca juga: KIARA: Libatkan warga dalam kebijakan penyelamatan pesisir Jateng

Baca juga: Koalisi Masyarakat Pesisir minta batalkan ekspor sedimentasi laut

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |