BKPM optimistis target investasi Rp13 ribu triliun dicapai 5 tahun

2 weeks ago 15
Kita meyakini angka ini achievable.

Tangerang (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani optimistis target investasi Indonesia senilai Rp13 ribu triliun dapat dicapai dalam waktu lima tahun.

“Kalau saya melihatnya, kita optimis, ya, itu bisa kita capai. Karena tadi kalau kita lihat memang salah satu kontributor yang bisa mendorong ke atas itu adalah investasi,” kata Rosan saat ditemui di Tangerang Selatan, Banten, Rabu.

Adapun pemerintah menargetkan investasi senilai 869 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp13 ribu triliun dalam lima tahun ke depan, sebagai salah satu upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029.

Rosan memberikan perbandingan dengan periode pemerintahan sebelumnya dengan total investasi yang didapatkan dalam 10 tahun masa Pemerintahan Joko Widodo senilai Rp9.117,4 triliun.

“Kita meyakini angka ini achievable. Tentunya masih ada PR (pekerjaan rumah) yang harus dilakukan, terutama saat orang berinvestasi, they don’t like surprises, maunya terukur dan terstruktur,” ujar Rosan.

“Nah memang PR-nya saya bilang masih ada, yaitu rule of law-nya mesti kita sempurnakan, kemudian clarity-nya juga kita harus sempurnakan,” katanya pula.

Selain kepastian hukum yang jelas, Rosan menilai hilirisasi juga menjadi bidang investasi yang perlu didorong, karena mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia mencontohkan, salah satunya adalah investasi proyek hilirisasi kelapa dari China yang sudah masuk ke Indonesia senilai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,65 triliun.

“Memang dari investasinya jika dibandingkan mineral memang jauh (lebih kecil), di perkebunan ini mungkin relatif lebih kecil. Tapi penyerapan kerjanya bisa sampai 10.000 orang. Itu kan sangat besar,” kata dia lagi.

Selain itu, Rosan yang juga CEO Danantara tersebut, mengatakan hilirisasi komoditas perkebunan, pertanian, dan kelautan penting demi menciptakan nilai tambah atau nilai tukar bagi petani atau pun nelayan di berbagai daerah penghasil komoditas tersebut, serta mendorong penyerapan tenaga kerja.

“Kalau kita bicara mengenai tropical seaweed, Indonesia nomor satu, dan sebagian ini adalah dilakukan oleh para petani rumput laut di Indonesia. Ini juga kita dorong dan sekarang sudah berjalan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujar Rosan pula.

Baca juga: BKPM: Pertumbuhan berkelanjutan penting capai ekonomi 8 persen

Baca juga: Menko Airlangga ungkap target investasi pada kuartal III tercapai

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |