Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) akan membantu menghubungkan pesantren dengan mitra atau investor jika ingin membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk melayani para santri.
"Dananya tidak kecil karena dapur yang memenuhi standar BGN tidak murah, misalnya punya pengolahan air limbah, lantai epoksi, alat-alat untuk sterilisasi ompreng. Maka, apabila tidak ada (dana), kami membantu mencarikan mitra yang bersedia investasi," kata Juru Bicara BGN Dian Fatwa saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Bahkan, lanjut Dian, ada pesantren yang bisa meraup keuntungan dengan mendirikan SPPG, sehingga dana yang mengalir juga dapat memberdayakan santri serta para pelaku usaha di sekitar satuan-satuan pendidikan agama Islam tersebut.
"Ada pesantren yg surplus sejak mereka mempunyai dapur sendiri karena mereka tidak perlu membiayai makan santrinya, malah mendapatkan dana untuk Program MBG para santri," tuturnya.
Baca juga: Pemerintah perkuat koordinasi fokuskan distribusi MBG 3B di posyandu
Dian menjelaskan, pesantren memang diperbolehkan mendirikan SPPG asal memenuhi syarat. Sebagian pesantren yang memiliki yayasan maka bisa langsung mengelola dapur sesuai petunjuk teknis (juknis) dan standar operasional prosedur (SOP).
"Misalnya ada sertifikat SLHS, sertifikat halal, sertifikat penggunaan air layak pakai dengan maksud menjamin keamanan pangan, kebersihan, dan bahan makanan sesuai dengan syariat Islam. Biasanya ada juga alumni pesantren yang ingin membantu, tapi tentu tidak strict (kaku) pakai hitung-hitungan bisnis karena menambah ibadah," paparnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang meminta Kementerian Agama (Kemenag) segera mengoordinasi pesantren-pesantren di berbagai pelosok Tanah Air agar segera menjadi penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG).
Nanik menyampaikan hal tersebut karena saat ini persentase santri yang menerima MBG masih sangat kecil.
"Dari sekitar 11 juta santri dan 1 juta orang pengajar pesantren, baru 2 persen saja yang sudah menjadi penerima manfaat MBG," kata Nanik.
Per September 2025, Kemenag melaporkan sebanyak 40 pondok pesantren yang tersebar di sejumlah wilayah telah memiliki SPPG untuk mendukung Program MBG.
Baca juga: Kemenag: 27 ponpes terima manfaat MBG di Sulteng
Baca juga: Menko Pangan: Kebijakan MBG sangat revolusioner
Baca juga: Pelibatan masyarakat kunci jamin pasokan bahan baku MBG
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































