Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar simulasi kecelakaan karambol atau beruntun sebagai puncak pelatihan lanjutan Vehicle Accident Rescue (VAR) di Jalan Raya Cariu-Jonggol KM 72, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Pencarian dan Pertolongan (BPSDMPP) Basarnas, Heru Suhartanto di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas teknis penyelamatan kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Kecelakaan beruntun di Ungaran libatkan 14 kendaraan
Simulasi tersebut menggambarkan kecelakaan beruntun yang melibatkan enam mobil dan satu sepeda motor dengan dampak parah, termasuk kendaraan yang ringsek, korban terjepit dan sepeda motor terbakar.
Seluruh skenario disusun menyerupai kejadian nyata guna mengasah keterampilan 40 personel SAR dari berbagai kantor di Indonesia.
Dalam skenario, satu truk tampak ringsek di bagian depan dengan sopir terjepit dashboard. Dua minibus di depannya bertumpuk, menjepit sopir di dalam bodi mobil. Di belakangnya, sebuah sepeda motor tertimpa minibus yang terbalik, sementara pengendaranya mengalami luka parah.
Selain itu, dua sedan juga terlibat, satu dalam posisi terbalik dan satu lagi dengan pengemudi terkunci dan tidak sadarkan diri. Tim SAR yang berada di lokasi pelatihan segera diterjunkan lengkap dengan peralatan ekstrikasi dan medis.
"Pelatihan ini memberikan pemahaman menyeluruh terkait penanganan korban kecelakaan kendaraan, termasuk risiko khusus pada mobil listrik dan transportasi lain," kata Heru.
Baca juga: Basarnas: Sertifikasi internasional kunci RI aktif pada misi SAR dunia
Baca juga: Basarnas temukan jasad WNA Yordania setelah 5 hari pencarian
Menurut Heru, simulasi ini merupakan bagian dari pelatihan lanjutan selama 21 hari yang diikuti oleh personel dari 40 Kantor SAR. Sehari sebelumnya, peserta juga mendapatkan pelatihan teknis mengenai struktur kendaraan listrik di PT Astra International Tbk dan sistem perkeretaapian di PT KAI Depo I Cipinang, Jakarta.
Pemahaman terhadap teknologi mobil listrik dan kereta api, menurut dia, penting untuk mendukung efektivitas misi penyelamatan, karena keduanya memiliki karakteristik teknis dan risiko berbeda dibanding kendaraan konvensional.
"BPSDMPP Basarnas berkomitmen melahirkan personel SAR yang tidak hanya tangkas dan terampil, tetapi juga sigap dan cerdas dalam menghadapi kondisi darurat di lapangan," kata dia.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025