Jakarta (ANTARA) - Bagian dari hutan bambu terkenal di pinggiran Kyoto, Jepang telah ditebang berdasarkan keputusan pemerintah setempat dan organisasi lokal pada hari Rabu.
Hal tersebut dilakukan untuk mengakhiri serentetan ukiran grafiti baru-baru ini.
Dikutip dari Kyodo News, Sabtu, sekitar 20 batang bambu di kedua sisi jalan setapak di Hutan Bambu Arashiyama ditebang, menciptakan ruang yang cukup untuk mencegah grafiti lebih lanjut.
Baca juga: BRIN : Bambu bisa menjadi tanaman alternatif atasi krisis kayu
Pada bulan Oktober, dilaporkan setidaknya sekitar 350 batang bambu rusak akibat grafiti, menurut survei yang dilakukan oleh pemerintah kota Kyoto.
Empat tanaman bambu yang ditebang di sepanjang jalur 30 meter di lahan milik pemerintah kota telah rusak.
Pemerintah kota mengatakan akan mempertimbangkan penebangan tanaman tambahan setelah meninjau dampak terhadap pemandangan.
Baca juga: Bambu nan adaptif
Grafiti tersebut telah memberikan dampak negatif terhadap kesehatan bambu dan menjadi noda di tempat wisata terkenal itu, menurut pemerintah kota.
Sebuah lembaga nirlaba lingkungan setempat ditugaskan untuk menebang bambu, berdasarkan rencana pemerintah kota.
Kemudian, penduduk setempat juga telah berupaya menghentikan pengunjung mencoret tanaman dengan menutupi grafiti dengan selotip dan memasang selebaran dalam empat bahasa, termasuk bahasa Jepang, yang memperingatkan orang-orang agar tidak merusak bambu.
Baca juga: Peserta tiga negara belajar pengolahan bambu di Hutan Bambu Bulaksalak
Baca juga: Pelindo prakarsai penataan hutan bambu di Desa Penglipuran Bali
Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































