UB peringkat 313 kampus terbaik se-Asia berdasarkan SIR 2025

4 hours ago 4

Malang (ANTARA) - Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, menempati peringkat 313 sebagai kampus terbaik se-Asia berdasarkan SCImago Institutions Rankings (SIR) tahun 2025.

Kepala UPT Reputasi UB Hendrix Yulis Setyawan Ph.D mengatakan pemeringkatan UB mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2024, UB berada di peringkat 541 dan tahun 2025 naik ke posisi 313 se-Asia.

"Peringkat 313 se-Asia ini menjadikan UB sebagai universitas terbaik ke-6 di Indonesia," kata Hendrix dalam keterangan di Malang, Sabtu.

SIR memiliki metodologi tersendiri dibanding lembaga pemeringkatan lainnya, yakni lebih berfokus pada riset dan publikasi ilmiah suatu lembaga. SIR mengukur melalui tiga faktor, yakni performa riset, inovasi, dan dampak sosial melalui visibilitas situs setiap lembaga.

Indikator riset digunakan untuk mengukur jumlah dokumen penelitian yang telah dipublikasikan oleh universitas dan terindeks dalam Scopus. Penilaian ini mencakup tiga aspek utama. Pertama, normalized impact, yakni ukuran dampak sitasi pada tingkat individual yang mencerminkan kepemimpinan institusi dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas.

Kedua, excellence with leadership, yakni indikator yang menilai jumlah dokumen dalam kategori unggul (excellence) di mana institusi berperan sebagai kontributor utama. Ketiga, high quality publications yang mengacu pada jumlah publikasi institusi yang terbit di jurnal-jurnal ilmiah paling berpengaruh di dunia.

Baca juga: Tiga mahasiswa UB lolos Program AEF 2025 di Malaysia

Indikator Inovasi digunakan untuk menilai kontribusi institusi terhadap pengetahuan inovatif dan teknologi. Indikator ini terdiri atas tiga komponen utama, yaitu innovative knowledge, patents, dan technological impact.

Innovative knowledge merupakan jumlah keluaran publikasi ilmiah dari suatu institusi yang disitasi dalam dokumen paten. Paten mengukur jumlah permohonan paten yang terkait dengan institusi, sedangkan technological impact menunjukkan persentase publikasi ilmiah institusi yang disitasi dalam paten, sebagai indikator dampak teknologi dari hasil riset institusi tersebut.

Indikator terakhir adalah dampak sosial, yakni indikator yang menilai sejauh mana institusi memberikan kontribusi terhadap masyarakat luas melalui dua komponen utama: web size dan sustainable development goals (SDGs).

Web size mengukur jumlah halaman yang terkait dengan URL institusi menurut data dari Google, sebagai indikator visibilitas dan keterjangkauan informasi institusi di dunia maya.

Baca juga: Tim Apatte UB sabet tiga gelar juara kompetisi internasional di Qatar

Sementara sustainable development goals menghitung dokumen yang berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB, mencerminkan peran institusi dalam mendukung agenda global untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Hendrix mengatakan universitas akan terus berkomitmen untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasi ini dengan memajukan kualitas dan kuantitas publikasi melalui berbagai program misalnya UB Stars, Visiting Lecturers, Dosen Berkarya, hibah-hibah penelitian dosen, dan lain sebagainya.

“Kalau dilihat metodologinya, 50 persen penilaiannya berasal dari kualitas publikasi. Itu yang perlu kita tingkatkan,” kata Hendrix.

Pada tahun ini, UB memiliki target publikasi jurnal ilmiah sebanyak 4.000. Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 UB berhasil melakukan publikasi jurnal ilmiah sebanyak 2.300, dan pada tahun 2023 sebanyak 1.900.

Baca juga: UB raih penghargaan dalam ajang QS Higher Ed Summit Asia Pasifik 2024

Hendrix menegaskan bahwa UB berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas di berbagai aspek, termasuk dalam bidang riset dan dampak sosial. Dengan demikian, peringkat UB di tingkat regional dan global diharapkan akan terus meningkat.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |