Purwokerto (ANTARA) - Seni kaligrafi China dan Arab berpadu dalam Pameran Kaligrafi dan Lukisan Tiongkok-Indonesia "Setinggi Gunung, Sejauh Mata Memandang, Berbagi Suka dan Duka" di Pusat Bahasa Mandarin Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Pameran yang merupakan hasil kerja sama antara Yayasan Putera Harapan dan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok serta dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung, serta 620 tahun pelayaran perdana Laksamana Zheng He itu dibuka oleh Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono di Gedung SD Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan atau Puhua School, Purwokerto, Selasa.
“Ini luar biasa, kolaborasi kaligrafi China dan Arab di Banyumas. Kita patut bangga,” katanya menegaskan
Oleh karena itu, menyampaikan terima kasih kepada yang berkolaborasi menghadirkan pameran tersebut di Banyumas.
Menurut dia, kolaborasi seni dan budaya tersebut sejalan dengan peluang kerja sama ekonomi, termasuk potensi investasi dari Guangxi dan Shandong, khususnya pada rencana pembangunan jalan tol Pejagan-Banyumas-Cilacap yang ditargetkan mulai 2028–2029.
“Banyumas siap menerima investor. Saya pastikan tidak ada transaksi dalam perizinan. Kalau ada yang meminta di luar ketentuan, tidak sampai seminggu akan saya tindak,” katanya.
Bupati mengharapkan pameran yang berlangsung selama tiga hari itu dapat memperkuat hubungan persahabatan Indonesia-Tiongkok sekaligus membuka ruang lebih luas bagi kerja sama pendidikan, seni, dan kemanusiaan.
Pameran yang berlangsung 25–27 November 2025 itu menampilkan 215 karya dari seniman Indonesia dan Tiongkok, dengan sejumlah karya menunjukkan integrasi langsung antara goresan kuas shufa China dan pola kaligrafi Arab.
Salah satu perpaduan terlihat pada karya ahli kaligrafi Arab dari Purwokerto, Amir Husaini, yang untuk pertama kalinya mempersembahkan kaligrafi Arab bernuansa estetika Mandarin, termasuk karya bertuliskan uthlubū al-’ilma walaw bis-shīn (tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China) yang dipadukan gaya guratan kuas khas China.
Dua maestro Tiongkok, Wang Liquan dan Chen Xiaoying, juga menghadirkan karya kolaboratif yang menonjolkan persilangan unsur visual China-Arab.
Dalam hal ini, Wang menghadiahkan kaligrafi hé ér bù tóng atau Bhinneka Tunggal Ika, sedangkan Chen menyajikan lukisan gunung dan sungai yang dipadukan dengan elemen simbolik Arab.
Direktur Puhua Chen Tao mengatakan pameran tersebut dirancang sebagai ruang dialog budaya yang memadukan teknik, filosofi, dan ekspresi dari dua tradisi kaligrafi besar dunia, sehingga melahirkan karya baru yang tidak hanya indah, juga sarat nilai sejarah.
Pembukaan pameran ditandai penabuhan 10 tambur bersama dan penulisan shufa kolaboratif bertema shān gāo shuǐ cháng, menggambarkan harapan agar persahabatan dan pertukaran seni dua budaya tersebut terus mengalirBaca juga: 200 kaligrafi dari 50 negara dipamerkan dalam STQH Nasional di Kendari
Baca juga: Pameran kaligrafi bawa misi penguatan persahabatan China-Indonesia
Baca juga: Menbud angkat topi, 10 kaligrafer Indonesia menangkan kompetisi dunia
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































