Ribuan warga ikuti tradisi Ziarah Kute Seribu di Bangka Barat

4 hours ago 4

Bangka Barat, Babel (ANTARA) - Ribuan warga Muslim dari berbagai daerah mengikuti tradisi tahunan Ziarah Kute Seribu yang dilaksanakan di Kampung Tanjung, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Rangkaian tradisi Ziarah Kute Seribu diawali dengan pembacaan Burdah, Tasmiah, dan Qasidah di Surau Tanjung Mentok, yang dilanjutkan dengan berjalan kaki bersama menuju Permakaman Keramat, dan diakhiri dengan acara Tahlilan, Tausiah, pembacaan kitab Simtudduror dan makan bersama di Masjid Jamik Mentok.

"Alhamdulillah kita bersyukur dengan adanya kegiatan Ziarah Kute Seribu ini, jujur saya terharu dan meminta masyarakat untuk tidak melupakan sejarah berdirinya kota Mentok. Pemerintah mendukung penuh kegiatan ini," kata Wakil Bupati Bangka Barat Yus Derahman di Mentok, Senin.

Ziarah Kute Seribu yang dikenal warga setempat dengan sebutan Haul Kute Seribu merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengenang dan mendoakan para pemimpin Mentok yang dimakamkan di kompleks Permakaman Keramat.

Pada kegiatan ini terdapat beberapa makam para pendiri Mentok yang diziarahi warga, antara lain makam Wan Abdul Jabar, Abang Pahang, Abang Ismail, Abang Muhammad Toyib, Habib Hamid Bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bin Muhammad Assegaf dan Habib Syatho.

Selain peziarah lokal, kegiatan ini juga dihadiri ratusan warga dari luar Pulau Bangka.

Baca juga: Ziarah kubro di Palembang agendakan tiga kegiatan

"Selain mendoakan tokoh-tokoh yang berjasa bagi Mentok, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk menguatkan jalinan silaturahim umat," katanya.

Menurut dia, kegiatan Haul Kute Seribu ini salah satu bentuk legitimasi Kabupaten Bangka Barat sebagai daerah yang kaya aset sejarah dan budaya sehingga perlu terus dijaga kelestariannya sebagai pondasi membangun karakter masyarakat dan daerah.

Baca juga: Mengenal punggahan: Tradisi Islam Nusantara untuk sambut Ramadhan

Baca juga: Hukum cabut rumput makam saat ziarah, bagaimana pendapat ulama?

Selain itu, aset tradisi dan budaya ini juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan sektor pariwisata yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.'

"Acara ini menjadi ajang silaturahim antara ulama dengan umaro dan umat Islam di dalam dan di luar Kota Mentok, khususnya jamaah dari Palembang dan beberapa daerah lain," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |