Ribuan pecalang Bali deklarasi tolak kehadiran preman berkedok ormas

6 hours ago 3

Denpasar (ANTARA) - Sekitar 13.000 orang lebih anggota pecalang di Bali mengadakan deklarasi menolak kehadiran preman berbaju organisasi kemasyarakatan atau ormas di Pulau Dewata.

Ketua Majelis Desa Adat Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet di Denpasar, Sabtu, mengatakan deklarasi pecalang ini berawal dari hadirnya ormas dari penduduk luar Bali yang ditolak seluruh persatuan pecalang desa adat.

"Akhir-akhir ini kan ada penolakan preman berkedok ormas, mereka (pecalang) kan sporadis, pribadi-pribadi memvideokan penolakan, jadi atas inisiatif Pasikian Pecalang Bali, mereka menyatukan sikap," katanya saat deklarasi di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar.

Ia menegaskan bahwa Bali tidak memerlukan ormas yang berkedok ingin menjaga Bali sebab pecalang sudah menjadi garda terdepan menjaga adat, budaya, tradisi, dan kearifan lokal Bali.

"Pecalang Bali sejak leluhur sudah menjaga Bali, nindihin gumi Bali, pecalang Bali menolak kriminalisme, premanisme dan sikap anarkis yang dilakukan preman berbaju ormas dan berkedok ormas,” ujarnya.

Baca juga: Kapolda Bali instruksikan jajaran tindak segala bentuk premanisme

Dalam deklarasi itu terdapat tiga poin utama yang disampaikan, yaitu menolak kehadiran ormas yang berkedok menjaga keamanan, ketertiban dan sosial dengan tindakan premanisme, tindak kekerasan dan intimidasi masyarakat sehingga menimbulkan keresahan dan ketegangan di tengah masyarakat Bali.

Pecalang sepakat mendukung TNI dan Polri dalam penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di Bali. Serta poin ketiga, menindak dengan tegas ormas yang melakukan tindakan premanisme dan kriminalisasi yang meresahkan masyarakat.

Penyarikan Utama Pasikian Pecalang Bali Ngurah Pradnyana menambahkan deklarasi belasan ribu pecalang dari 1.500 desa adat se-Provinsi Bali di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, ini disiapkan dengan sangat singkat hanya tiga hari.

Baca juga: Polda Bali ungkap 56 kasus premanisme dalam delapan hari

Kegiatan ini adalah respons dari fenomena kehadiran ormas di Pulau Dewata yang membuat para pecalang di desa adat berbondong-bondong membuat video penolakan, namun bahaya jika menjadi bias dan tidak langsung difasilitasi.

"Mereka sangat antusias, semangat sekali karena apa yang menjadi aspirasi mereka di bawah, yang disampaikan di media-media sosial kita tampung aspirasinya, kita ajak di sini menyampaikan sikap," kata Ngurah Pradnyana.

Pasikian Pecalang Bali juga berharap ketulusan mereka menjaga Pulau Dewata selama ini mendapat apresiasi dari Pemprov Bali berupa insentif.

Aspirasi ini disambut baik oleh MDA Bali dan menilai kesejahteraan pecalang Bali juga perlu diperhatikan, mengingat selain menjaga desa adat, para pecalang turut terlibat dalam menjaga kegiatan berskala nasional dan internasional di Pulau Dewata.

Baca juga: TNI dan pecalang bersinergi amankan Bali selama Nyepi dan Idul Fitri

Baca juga: Cak Imin puji pecalang yang amankan Muktamar PKB

Baca juga: Kapolda Bali kumpulkan pecalang jelang Pilkada 2024

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |