Ternate (ANTARA) - Pelatih caretaker PSIS Semarang Muhammad Ridwan enggan mengaitkan persoalan keterlambatan gaji pemain yang tengah dialami dengan hasil buruk berupa kekalahan telak 1-5 di markas Malut United dalam lanjutan Liga 1 Indonesia.
"Fokus kami tetap di pertandingan dan internal tim. Kami tidak mengaitkan hasil ini dengan hal-hal di luar lapangan seperti keterlambatan gaji. Semua pemain tetap memberikan 100 persen. Saya apresiasi perjuangan mereka," kata Ridwan selepas pertandingan di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Maluku Utara, Jumat malam.
Menurut Ridwan kekalahan telak PSIS lebih banyak dipengaruhi faktor strategi dan langkah antisipasi yang kurang maksimal dari timnya.
Ia juga mengakui performa Malut United lebih dominan sepanjang pertandingan, terlebih pemain inti PSIS Alfeandra Dewangga dan Gali Freitas harus absen karena cedera.
"Permainan memang didominasi oleh Malut United. Kami kehilangan beberapa pemain inti yang tidak bisa tampil, dan itu sangat pengaruhi permainan kami. Tentu saja, kami kecewa dengan hasil ini, tetapi tetap memberikan selamat untuk Malut United yang tampil sangat baik," kata Ridwan.
Baca juga: Kesabaran jadi kunci Malut United menang telak 5-1 atas PSIS Semarang
Ridwan menyampaikan sanjungan atas atmosfer luar biasa Gelora Kie Raha yang turut menyuntik semangat para pemain Malut United meraih kemenangan telak 5-1.
"Kehadiran Malut United memberi warna baru bagi Liga 1. Atmosfer sepak bola di sini luar biasa, penontonnya antusias, dan ini sangat positif untuk kompetisi," ujarnya.
Ia pun memberikan pujian khusus kepada Sayuri bersaudara yang memperkuat Malut United, menyebut bahwa kualitas mereka sangat layak untuk membela tim nasional Indonesia.
Sementara itu, Reiva, salah satu pemain PSIS yang diturunkan dalam laga tersebut, mengungkapkan rasa bangganya bisa bermain menghadapi tim sekuat Malut United.
"Secara pribadi saya merasa sudah tampil maksimal. Meski hasilnya tidak sesuai harapan, kami tetap berusaha memberi yang terbaik," katanya.
Reiva juga mengaku merindukan atmosfer stadion seperti yang ia rasakan di Gelora Kie Raha.
"Suasananya sangat bagus, penontonnya luar biasa. Malut memiliki basis suporter yang bisa memberikan energi berbeda dalam pertandingan," tutupnya.
Kemenangan Malut United disokong torehan trigol Yance Sayuri serta Chechu Menenes dan Diego Martinez yang masing-masing turut menyumbang satu gol, sedangkan gol balasan PSIS tercatat sebagai gol bunuh diri Safrudin Tahar.
Baca juga: PSIS jadi yang pertama, lima tim lainnya berusaha hindari degradasi
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2025