Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo berharap "Pasukan Putih" menjadi garda terdepan dalam mendeteksi secara dini Tuberkulosis (TBC) dalam menangani penyakit tersebut di Jakarta.
"Pasukan Putih" merupakan relawan yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan layanan kesehatan gratis untuk masyarakat. "Pasukan Putih" ini sepenuhnya bekerja untuk memberikan dukungan kesehatan yang ada di Jakarta.
"Tentunya semua penyakit termasuk TBC. Karena memang TBC sedang ada dan kita sedang menangani itu," kata katanya saat dijumpai di Jakarta Pusat, Rabu.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, kasus TBC di Jakarta memang cukup tinggi.
Baca juga: Sebagian besar pasien Tuberkulosis usia produktif
Salah satunya di Jakarta Timur. Berdasarkan data, terdapat 2.645 warga yang terjangkit TBC selama periode Januari-Maret 2025.
Ani menjelaskan, pengendalian TBC kini dilakukan berbasis komunitas yang melibatkan tenaga kesehatan hingga kader warga. Bahkan Jakarta sudah memiliki 274 RW yang statusnya sudah siaga TBC.
"Pasukan Putih" akan bekerjasama dengan ibu-ibu yang fungsinya sebagai kader TB untuk terus melakukan penemuan kasus. "Setelah penemuan kasus, mengedukasi masyarakat yang kontak erat dengan penderita TBC untuk mau diperiksa," kata Ani.
Baca juga: Menkes imbau masyarakat terapkan pola hidup sehat untuk cegah penyakit
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga meminta agar "Pasukan Putih" bisa memantau para pasien TBC agar rutin minum obat.
Sebab, kata Budi, pasien TBC perlu minum obat 4 hingga 5 macam selama enam bulan.
“Jadi begitu skrining, minum obat. Karena obatnya bisa menghentikan menular dan bisa menyembuhkan,” kata Budi.
Budi pun mengingatkan agar para pasien TBC tidak berhenti minum obat selama enam bulan. Sebab, jika berhenti di tengah, Budi mengatakan, tubuh akan kebal terhadap obat tersebut.
Baca juga: DKI luncurkan tiga layanan kesehatan, salah satunya "Pasukan Putih"
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025