Jakarta (ANTARA) - Mudir Ma'had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Nur Salikin, terpilih sebagai Ketua Asosiasi Ma'had Aly Indonesia (AMALI) periode 2025–2030 dalam Musyawarah Nasional (Munas) yang berlangsung di Pondok Pesantren Tebuireng.
Agenda nasional ini dihadiri sejumlah tokoh pesantren, antara lain Pengasuh Pesantren Tebuireng Abdul Hakim Mahfudz, para dzurriyyah Tebuireng Irfan Yusuf dan Riza Yusuf, Direktur PD Pontren Basnang Said, serta Kasubdit Pendidikan Ma'had Aly Mahrus El-Mawa.
"Perjalanan Ma’had Aly bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan jalan pengabdian dan amanat peradaban Islam Nusantara," ujar Nur Salikin dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Nur Salikin yang disapa Nuris, dikenal sebagai figur muda dengan kapasitas akademik yang matang. Ia menempuh pendidikan formal di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan mendalami fikih di Universitas Al-Ahgaff, Yaman.
Baca juga: Asesmen Ma’had Aly tahap kedua perkuat kemandirian pesantren
Ia menyelesaikan studi magister serta doktoral di Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Keilmuannya diperkaya melalui talaqqi di Darul Mustafa Tarim, Ribat Tarim, Darul Ghuroba’ dan berbagai pesantren besar di Indonesia.
Jejak pengabdian Nuris mencakup pengajaran persiapan mahasiswa Timur Tengah, menjadi dosen Ma’had Aly, Bendahara AMALI, dan kini Mudir Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.
Di tingkat nasional, ia aktif sebagai juri MQK, tim penyusun soal PBSB dan LPDP Dana Abadi Pesantren, kontributor PMA 30 dan 31 Tahun 2020, serta penulis buku “Fikih Minoritas.”
Baca juga: Majelis Masyayikh gelar asesmen perdana Ma'had Aly
Dalam Munas kali ini melahirkan sejumlah rekomendasi penting bagi masa depan pendidikan Ma’had Aly. Salah satunya perihal pembentukan Direktorat Jenderal Kementerian Agama.
"Salah satu rekomendasi Munas, para mudir berharap agar Direktorat Jenderal Pesantren ke depan memiliki struktur yang lebih ramping, efektif, dan tepat sasaran. Minimal ada eselon II yang secara khusus menangani Ma’had Aly, dan tentu diisi oleh alumni pesantren yang benar-benar memahami budaya pesantren," ujar dia.
Di luar ruang akademik, Nuris juga dikenal luas melalui aktivitas dakwahnya di media sosial dengan gaya yang santun, ringan, dan mudah diterima generasi muda.
Dengan rekam jejak akademik yang kuat, pengalaman kelembagaan yang luas, serta keterlibatan aktif dalam dakwah digital, kepemimpinan diharapkan membawa AMALI memasuki fase baru yang lebih progresif dalam penguatan Ma’had Aly di seluruh Indonesia.
Baca juga: Kemenag segera cairkan insentif bagi dosen Ma'had Aly
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































