Jakarta (ANTARA) - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan pihaknya menyiapkan program pengiriman 1.000 transmigran ke Jepang untuk bekerja di sektor pertanian melalui skema kerja sama dengan berbagai pihak terkait.
Dia mengatakan program itu merupakan hasil koordinasi aktif antara Kementerian Transmigrasi dengan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigran secara berkelanjutan.
"Ini berita baik juga untuk masyarakat, saya juga sedang berkoordinasi cukup efektif dengan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding," kata Mentrans ditemui seusai Pencanangan Survei Penilaian Integritas KPK 2025 Pembangunan Zona Integritas Kementerian Transmigrasi di Jakarta, Kamis.
Dijelaskan transmigran akan mendapat pelatihan intensif, termasuk penguasaan bahasa Jepang, sebagai bagian dari pemberdayaan sebelum diberangkatkan ke Jepang untuk masa kerja selama tiga tahun penuh.
Kementerian Transmigrasi juga telah menjalin komunikasi dengan Kedutaan Besar Jepang untuk memastikan kesiapan penempatan transmigran sesuai kebutuhan dan regulasi ketenagakerjaan negara tujuan.
"Kami juga sudah kontak dengan kedutaan besar Jepang, kami akan mengirimkan transmigran-transmigran tersebut untuk bekerja di Jepang selama tiga tahun," ujarnya.
Pemerintah menargetkan pelaksanaan program itu dimulai tahun ini karena alokasi anggaran sudah tersedia, dengan pelatihan dipusatkan di empat balai pelatihan milik Kementerian Transmigrasi. Kendati demikian, dia tidak menyebutkan jumlah alokasi anggaran dari program itu.
"Untuk target yang visibel paling awal (untuk dikirim) sekitar 1.000 (transmigran), nanti kami akan lihat kapasitas masing-masing balai, karena kami memiliki empat balai pelatihan, kalau bisa lebih dari itu nanti akan kita sampaikan dan laporkan," tuturnya.
Program pengiriman itu dilakukan secara serentak, dengan kategori pekerjaan yang difokuskan pada sektor pertanian yang dinilai menjanjikan dan mampu memberikan penghasilan sekitar Rp20 juta per bulan.
Mentrans menjelaskan jika investasi pelatihan yang dilakukan kepada transmigran sebesar Rp150 miliar untuk 1.000 orang, maka diproyeksikan akan menghasilkan devisa hingga Rp1,5 triliun, menciptakan rasio manfaat 10 kali lipat dari nilai awal.
"Itu kami harapkan nanti mereka bukan hanya mendapatkan penghasilan yang lebih baik, tapi juga transfer knowledge dan teknologi untuk nanti dibawa kembali ke kawasan transmigrasi," jelasnya.
Menurutnya, swasembada bukan hanya terkait pangan, tetapi juga mencakup pembangunan sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing secara global dan membawa manfaat bagi kawasan transmigrasi di Indonesia.
"Swasembada bukan hanya pangan tapi SDM unggul," kata Mentrans.
Baca juga: Mentrans: 2.000 sarjana teliti potensi ekspor di wilayah transmigrasi
Baca juga: Mentrans tegaskan praktik jual beli jabatan berujung pemecatan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.