Jakarta (ANTARA) - PT Allo Bank Indonesia Tbk. (Allo Bank) menjalin kemitraan strategis dengan ADVANCE.AI, perusahaan teknologi pelindungan digital, guna memperkuat sistem verifikasi dan mitigasi risiko siber.
Dalam media roundtable, di Jakarta, Kamis, Director of Risk, Compliance & Legal Allo Bank Ganda Raharja Rusli menyampaikan bahwa saat ini risiko siber di sektor perbankan yang mengancam keamanan yakni deepfake.
Deepfake sendiri merupakan teknologi yang menggunakan akal imitasi (AI) untuk memalsukan wajah, suara, atau video seseorang agar terlihat dan terdengar seperti nyata.
Ancaman deepfake kini merambah proses penting dalam perbankan digital, seperti electronic Know-Your-Customer (eKYC), pemalsuan wajah sintetis, hingga penipuan melalui video call multipihak.
Fenomena ini diperparah dengan kemunculan layanan “Scams-as-a-Service” yang memungkinkan siapa saja, bahkan pelaku non-teknis, membuat konten palsu yang meyakinkan.
“Proses onboarding digital memang memberikan kenyamanan dan efisiensi lebih bagi pengguna. Namun, kemudahan ini juga membuka celah baru bagi aksi penipuan, termasuk penyalahgunaan teknologi deepfake,” kata Ganda.
Menurutnya, bank digital saat ini perlu menerapkan strategi optimasi risiko yang menyeimbangkan keamanan dan pengalaman nasabah.
“Kemitraan kami dengan ADVANCE.AI yang telah terjalin selama tiga tahun memungkinkan Allo Bank menjadi platform perbankan digital yang aman dan berorientasi pada kebutuhan pengguna,” ujarnya.
Berdasarkan data Indonesia Anti-Scam Centre (IASC), sektor keuangan Indonesia mencatat kerugian lebih dari Rp700 miliar hanya dalam periode November 2024 hingga Februari 2025, sebagian besar akibat penipuan berbasis deepfake.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menegaskan bahwa deepfake merupakan ancaman nyata dan mendorong kampanye literasi digital berkelanjutan.
Untuk menjawab tantangan ini, Allo Bank dan ADVANCE.AI mendorong penerapan pendekatan “security-by-design” yang menempatkan sistem keamanan sebagai bagian inti sejak awal proses registrasi hingga sepanjang siklus hidup akun.
Teknologi yang digunakan meliputi deteksi liveness dan biometrik wajah, verifikasi multimodal yang menggabungkan biometrik, perilaku pengguna, dan kecerdasan perangkat.
Selain itu, juga autentikasi adaptif berbasis skor risiko dan pola perilaku ,serta pengembangan produk keamanan yang berkelanjutan
Senada, Country General Manager ADVANCE.AI Anggraini Rahayu menekankan bahwa cepatnya evolusi deepfake mengancam fondasi utama kepercayaan konsumen di perbankan digital.
“Pendekatan keamanan yang proaktif tidak hanya penting untuk melindungi pengguna dari potensi kerugian pribadi, tetapi juga krusial dalam menjaga reputasi institusi keuangan,” ujarnya lagi.
“Di ADVANCE.AI, kami berkomitmen mendukung bank digital seperti Allo Bank dalam menerapkan langkah-langkah keamanan yang inovatif sepanjang perjalanan nasabah, serta menetapkan standar baru dalam pengalaman perbankan digital,” ujarnya lagi.
Baca juga: BI catat kinerja keuangan digital pada triwulan II 2025 tetap baik
Baca juga: Allo Bank siapkan RUPS usai eks dirut jadi tersangka KPK
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.