Menteri Bahlil tekankan impor migas dari AS harus seefisien mungkin

5 hours ago 4
Kami ingin negara kami juga mendapatkan harga yang seefisien mungkin,

Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan, impor komoditas energi dari Amerika Serikat berupa minyak mentah dan LPG harus seefisien mungkin.

“Semuanya akan kami hitung, sesuai dengan harga keekonomian yang sama,” ucap Bahlil ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.

Dia menekankan, Indonesia harus mendapatkan harga yang efisien apabila mengimpor komoditas energi dari AS, apabila dibandingkan dengan harga impor yang selama ini Indonesia dapatkan dari negara lain.

Menurut Bahlil, kerja sama antara Indonesia dengan Amerika Serikat harus saling menguntungkan.

Baca juga: Pertamina tunggu regulasi untuk impor migas dari AS

“Kami ingin negara kami juga mendapatkan harga yang seefisien mungkin,” ucapnya.

Bahlil menjelaskan bahwa nilai impor komoditas energi yang disepakati dalam negosiasi tarif resiprokal AS terhadap Indonesia berkisar di angka 10–15 miliar dolar AS atau sekitar Rp244 triliun.

Belanja energi dari Amerika Serikat tersebut bertujuan untuk menyetarakan neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS, sebab defisit perdagangan menjadi salah satu alasan AS mengenakan tarif resiprokal terhadap Indonesia sebesar 32 persen.

Hasil dari negosiasi tersebut adalah turunnya tarif resiprokal AS terhadap Indonesia menjadi 19 persen.

Baca juga: ESDM jalin komunikasi dengan perusahaan migas AS soal impor minyak

Sejauh ini, komoditas energi yang disepakati adalah minyak mentah (crude) dan LPG.

“Dalam paket negosiasi itu, salah satu materi adalah proposal Indonesia kepada Amerika yang akan membeli kurang lebih sekitar 10–15 miliar dolar AS LPG, kemudian BBM dan crude (minyak mentah),” kata Bahlil.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, Indonesia telah sepakat untuk belanja energi AS senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp244 triliun), produk pertanian Amerika Serikat senilai 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp73,1 triliun), dan 50 jet Boeing.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, Pertamina sudah melakukan kerja sama berupa penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan mitra Pertamina di Amerika Serikat untuk pembelian minyak mentah.

Baca juga: Pemerintah sebut tidak semua produk asal AS bakal bebas tarif

Pertamina juga berencana untuk meningkatkan impor gas yang dicairkan (Liquefied Petroleum Gas/LPG) dari Amerika Serikat menjadi 60 persen dari total impor LPG.

Pada 2024, proporsi impor LPG dari Amerika Serikat sebesar 57 persen dari total impor LPG Pertamina.

“Ekspektasinya, (impor LPG) naik ke 60-an persen secara bertahap,” kata Fadjar.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |