Fajar/Fikri masih adaptasi berbagi peran

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Indonesia yang baru dipasangkan Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri mengakui masih dalam proses adaptasi, khususnya dalam membagi peran di lapangan.

“Selama 11 tahun saya dengan Muhammad Rian Ardianto, saya dominan hampir 80-90 persen bermain di depan. Tapi sekarang dengan Fikri, saya harus berbagi lapangan dan porsi saya di belakang jadi lebih banyak,” kata Fajar dalam keterangan tertulis PP PBSI yang diterima di Jakarta, Jumat.

Fajar/Fikri baru saja mengakhiri perjuangannya di BWF World Tour Super 750 Japan Open 2025. Mereka tersingkir di perempat final setelah kalah dari unggulan pertama asal Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, dengan skor 13-21, 21-17, 20-22 di Tokyo Metropolitan Gymnasium, hari ini.

Perubahan dinamika permainan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Fajar yang terbiasa memainkan peran depan, terutama dalam situasi transisi dan rotasi posisi saat reli berlangsung. Fikri pun ketika berpasangan dengan Daniel Marthin terbiasa bermain di depan.

“Ini jadi bahan evaluasi buat saya pribadi, terutama dalam menghadapi poin-poin krusial. Harus lebih yakin ambil keputusan di momen penting,” ujarnya.

Baca juga: Giliran ganda putra habis setelah Fajar/Fikri tersingkir di Japan Open

Pada perempat final, Fajar/Fikri sebenarnya tampil cukup solid, khususnya pada gim kedua. Mereka bangkit setelah tertinggal dan memaksakan rubber game. Bahkan di gim ketiga, pasangan Indonesia sempat unggul 20-19 dan meraih match point lebih dulu.

Namun, kesalahan servis di poin krusial dan tekanan dari Goh/Izzuddin membuat momentum bergeser. Fajar/Fikri akhirnya kalah setelah Fikri gagal mengembalikan servis lawan di angka 20-21.

“Momen krusialnya waktu Izzuddin bisa kembalikan bola sambil terjatuh. Daya juang seperti itu yang membuat kami kehilangan kontrol. Saya sendiri tidak menyangka bola itu bisa kembali,” kata Fajar.

Sementara itu, Fikri menilai mereka tidak langsung ‘panas’ pada gim pertama, sementara lawan tampil menekan sejak awal.

“Di gim pertama kami belum terlalu in, sedangkan mereka langsung menekan. Kami kurang siap dengan itu,” ucap Fikri.

Meskipun belum berhasil menembus semifinal, Fajar/Fikti tetap optimistis. Mereka menegaskan proses adaptasi masih berjalan dan kekalahan ini menjadi bahan pembelajaran untuk turnamen berikutnya.

“Kami harus lebih taktis, efektif, dan efisien. Di China Open (Super 1000) pekan depan kami akan coba lagi. Kami ingin menikmati pertandingan, tapi tetap punya target,” ujar Fajar.

Baca juga: Tunggal putri habis setelah Putri KW tersingkir di perempat final

Baca juga: Lanny/Fadia tersingkir, Indonesia kembali nirgelar di Jepan Open 2025

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |