Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan alat pendeteksi Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd) berbasis Internet of Things (IoT) bernama GERDMetric untuk meningkatkan deteksi dini melalui indikator air liur dan gas dari mulut.
Ketua tim Zizi Aulia Azzahra mengatakan inovasi tersebut dilatarbelakangi tingginya penderita GERD di Indonesia yang sering terlambat ditangani.
“Metode diagnosis pH Metri GERD dan endoskopi yang secara medis digunakan dalam diagnosis Gerd juga belum dapat diakses dengan mudah dan harganya cukup mahal. Maka, kami menciptakan GERDMetric sebagai solusi yang lebih terjangkau, baik secara harga dan aksesibilitas,” tuturnya di Surabaya, Jumat.
Ia menjelaskan keunggulan utama perangkat terletak pada penggunaan dua indikator untuk meningkatkan akurasi.
“Air liur digunakan untuk mendeteksi pH atau tingkat keasaman. Sementara itu, udara dari mulut dibutuhkan untuk mendeteksi gas NH3 atau amonia yang menjadi indikasi Gerd. Jadi, meskipun digunakan secara personal tanpa pendampingan, alat ini dapat memberikan hasil yang tepat,” kata Zizi.
Pengguna cukup menampung air liur pada tabung di bagian bawah perangkat dan menghembuskan napas ke sensor udara di bagian atas.
Baca juga: Wamendiktisaintek dukung riset teknologi kesehatan lansia di Ubaya
Setelah 10 detik, layar menampilkan hasil pengukuran pH, kadar amonia, serta kesimpulan kondisi pengguna. Hasil juga dapat diakses melalui ponsel pintar pengguna, keluarga, dan rumah sakit, termasuk notifikasi otomatis jika terdeteksi kondisi berbahaya.
Zizi menambahkan, perangkat masih perlu pengembangan lanjutan sebelum diproduksi massal.
"Kami berharap, GERDMetric mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk dikembangkan lebih lanjut agar dapat dikenal lebih luas sebagai solusi praktis mendeteksi gejala Gerd. Hal ini mengingat banyak segmentasi masyarakat, seperti lansia yang tinggal sendiri, anak indekos yang jauh dari orang tua, atau pasien Gerd kronis yang akan terbantu atas keberadaan alat ini,” ujarnya.
Dosen pembimbing sekaligus Ketua Program Studi Teknik Elektro Ubaya Hendi Wicaksono Agung Darminto, Ph.D, mengapresiasi inovasi tersebut.
"Ke depannya, kami dari Teknik Elektro Ubaya akan mengusahakan hak paten sederhana atas inovasi GERDMetric, sehingga perangkat ini dapat dikembangkan ke tahapan-tahapan selanjutnya hingga bisa dikomersialisasi,” ungkapnya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































