Jakarta (ANTARA) - Perusahaan plarform e-commerce, Shopee, menyatakan akan menutup toko yang menjual buku bajakan di platform sebagai langkah memperkuat perlindungan terhadap karya para penulis lokal.
"Kita ketat soal point penalty, bukan hanya point penalty tapi juga kita take down tokonya. Jadi bukan take down produknya tapi take down tokonya," kata Deputy Director of Government Relations Shopee Indonesia Balques Manisang dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Balques menekankan bahwa perlindungan pada para penulis lokal harus dimulai dari tidak membeli buku bajakan dan platform e-commerce memiliki tugas untuk menciptakan ekosistem digital jual-beli yang aman dan orisinil.
Tindakan berupa penutupan toko di platform Shopee merupakan bukti tegas terhadap penolakan peredaran buku bajakan dan menyaring toko yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Ketua IKAPI: Suasana permisif terhadap buku bajakan jadi tantangan
Penutupan toko juga diharapkan dapat memberikan efek jera pada penjual yang masih nekat menjualnya.
"Mereka juga akan mendapatkan notifikasi oke, toko anda ditutup karena melakukan pelanggaran. Mudah-mudahan itu bisa jadi salah satu filter lagi dengan yang kita gaungkan sekarang," kata Balques.
Balques melanjutkan secara aktif pihaknya turut mengambil peran dalam melindungi karya penulis lokal dengan melakukan pengecekan produk secara manual dan otomatis untuk memantau peredaran buku yang dijual.
Dalam proses pengecekan, Shopee menggunakan teknologi machine learning yang juga didukung oleh tim terdedikasi untuk memastikan proses pengecekan yang lebih akurat. Jika akun penjual terdeteksi menjual buku bajakan, sistem maupun tim akan segera menghapus produk buku tersebut.
Jika masih menemukan buku palsu, perusahaan juga terus mengedukasi para pengguna untuk melaporkan produk yang terindikasi palsu dengan klik ‘laporkan produk ini’ pada laman produk tersebut untuk segera ditinjau oleh tim.
Baca juga: Dewi Lestari nilai buku fiksi rentan kena pembajakan
Selanjutnya, dilakukan pula pembaruan Brand IP Portal untuk membantu pemilik merek mendaftarkan hak cipta penulis di Shopee. Kini fitur Brand IP Portal juga dibuat lebih inklusif bagi penulis untuk memudahkan para penulis mendaftarkan buku, melaporkan, serta memantau status laporan produk bajakan mereka lewat fitur tersebut.
"Database dari Brand IP Portal ini nantinya bisa semakin membantu kami dalam melakukan pengecekan, jika sistem kami menemukan adanya buku bajakan yang beredar,” kata dia.
Penulis Mega Bestseller Henry Manampiring menambahkan bahwa bagi penulis, bentuk penghargaan terbaik adalah saat karya kita dihargai, dimulai dengan hal yang mudah yaitu membaca buku asli karya penulis.
"Tidak bisa dipungkiri, pemberantasan buku bajakan memang membutuhkan komitmen dan kolaborasi strategis dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pihak swasta, pelaku industri kreatif, dan tentunya masyarakat secara luas,” ucapnya.
Public Relations Manager Gramedia Rezza Patria Wibowo turut menyatakan pihaknya menaruh perhatian besar terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan pembajakan buku serta mengajak kolaborasi dari seluruh pihak untuk menanggulangi buku bajakan.
“Permasalahan HKI dan buku bajakan ini adalah hal yang serius karena menyangkut integritas karya dan keberlangsungan industri secara keseluruhan. Sebagai salah satu penerbit di Indonesia, kami akan terus berupaya untuk melindungi hak para pencipta dan penulis, sekaligus mendorong edukasi publik agar lebih sadar akan pentingnya membaca buku asli," ucap dia.
Baca juga: Dee Lestari serukan untuk tak unduh buku bajakan
Baca juga: Kemenekraf dukung inisiatif DPR dalam siapkan UUHC
Baca juga: Survei: Masyarakat dukung pencipta lagu dapat royalti langsung
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025