Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding menggandeng President University untuk membantu meningkatkan kemampuan bahasa bagi pekerja migran Indonesia.
Dorongan itu dia sampaikan dalam pertemuannya dengan jajaran President University di Kementwrian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI), sebagaimana keterangan KemenP2MI di Jakarta, Rabu.
Dalam kesempatan itu, Karding mengatakan bahwa 95 persen pekerja migran yang menjadi korban kekerasan, ketidakadilan, bahkan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) adalah mereka yang berangkat secara ilegal.
"Masalah utama perlindungan adalah PMI yang tidak terdata karena berangkat non prosedural. Tanpa data, kami sulit menjangkau mereka untuk pelindungan," kata Karding.
Baca juga: Kantor Imigrasi Baturaja perketat penerbitan paspor cegah TPPO
Di tengah tantangan tersebut, Karding mengatakan kementeriannya melihat peluang besar untuk meningkatkan kualitas pekerja migran melalui pendidikan dan pelatihan.
"Kami ingin PMI yang berangkat ke luar negeri bukan sekadar bekerja, tapi juga skill up. Bisa melalui pelatihan, sekolah, atau kuliah online," ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak President University berkolaborasi menyediakan program kuliah daring bagi pekerja migran. "Misalnya, membuka kelas online agar mereka bisa belajar sambil bekerja. Banyak PMI lulusan SMA yang bisa dimotivasi untuk melanjutkan pendidikan," imbuhnya.
Rektor President University Handa S Abidin menyambut positif ajakan tersebut dan mengatakan bahwa kampusnya dikenal sebagai the real kampung Inggris karena penggunaan bahasa inggris dalam seluruh aktivitas kampus.
Baca juga: Karding harap kerjasama dengan Advokasi Indonesia semakin lindungi PMI
Untuk itu, dia menyampaikan kesiapan untuk memberikan pelatihan bahasa bagi pekerja migran.
"Kami bisa buatkan program bahasa inggris untuk pekerja migran Indonesia (PMI) sebelum berangkat. Nilai mereka bisa lebih kompetitif," kata Handa.
Senada dengan Rektor Presiden University tersebut, Penasihat Rektor Abdul Wahid Maktub juga menyampaikan kesiapan untuk bekerja sama dengan KemenP2MI dalam peningkatan kualitas pekerja migran.
Presiden University, kata Abdul Wahid Maktub, bisa berkolaborasi untuk mewujudkan pekerja migran Indonesia yang terampil.
"Apa yang disampaikan oleh Pak Menteri tadi itu bukan satu hal yang mustahil," demikian katanya.
Baca juga: Pemkab Jembrana fasilitasi biaya keberangkatan pekerja migran
Pewarta: Katriana
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025