Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Norwegia sedang dalam persiapan untuk meluncurkan pendanaan berbasis kontribusi (result based contribution/RBC) tahap kelima atau RBC-5 dari upaya menekan deforestasi.
"RBC-5 sekarang sudah masuk ke investment plan. Nanti RBC-5 ini sedang negosiasi semoga bisa kita realisasikan," kata Penasihat Senior Tim Kerja FOLU Net Sink 2030 Kememhut Ruandha Sugardiman dalam Journalist Workshop on Indonesia Folu Net Sink 2030 yang diadakan di Jakarta, Jumat.
Ruandha menyebut jumlah RBC-5 tersebut dapat mencapai sekitar Rp1 triliun dari pemerintah Norwegia berdasarkan kinerja pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) yang dilakukan di Indonesia.
Skema RBC itu merupakan kerja sama Indonesia dan Norwegia dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (forestry and other land use/FOLU). Indonesia sendiri memiliki target untuk mencapai kondisi net sink atau penyerapan gas rumah kaca (GRK) lebih besar dari tingkat emisi yang ditimbulkan dari sektor FOLU pada 2030.
Dalam kesempatan yang sama, Penasihat Senior Tim kerja FOLU Net Sink 2030 Kemenhut Agus Justianto menjelaskan bahwa RBC yang sebelumnya sudah dilakukan yaitu RBC-4 untuk pendanaan sebesar 60 juta dolar AS (sekitar Rp986 miliar).
Sebelumnya, dalam RBC-1 diterima pembayaran sebesar 56 juta dolar AS (sekitar Rp920 miliar) untuk pengurangan emisi 11,2 juta ton CO2e periode 2016-2017.
Sedangkan pembayaran RBC-2 dan RBC-3 dilakukan secara bersamaan yakni sebesar 100 juta dolar AS (Rp1,6 triliun) untuk pengurangan emisi 20 juta ton CO2e pada 2017-2019.
"Ini tentunya semua ditujukan untuk penerima manfaat di seluruh Indonesia," demikian Agus Justianto.
Baca juga: Kemenhut: Tren deforestasi masih turun dibandingkan rata-rata sedekade
Baca juga: Kemenhut: Luas hutan RI 95,5 juta ha & angka deforestasi 175,4 ribu ha
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025