Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan menyebut kemajuan industri fesyen dapat berdampak pada sektor perekonomian negara bahkan pada skala mikro.
"Tidak lupa kami gaungkan untuk mendukung, bangga, bela dan beli produk dalam negeri yang bisa dimulai dari lingkup terkecil," kata Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti dalam pembukaan IFW 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu.
Roro menekankan bahwa kolaborasi seluruh ekosistem fesyen Indonesia dapat memajukan industri fesyen beserta kekayaan ragam budaya lokal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan menggelar acara seperti Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 untuk meningkatkan nilai tambah dari para desainer lokal.
Dengan mengangkat tema "Ronakultura Jakarta", ia menilai bahwa setiap karya yang dipamerkan mencerminkan cara para desainer berekspresi dan menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan sentuhan modern.
Baca juga: Ini upaya desainer lokal bertahan di tengah gempuran fesyen impor
Roro menyatakan pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan siap untuk berkolaborasi dan berkomitmen bersama dalam memajukan industri fesyen Indonesia.
Sejumlah upaya yang sudah dilakukan Kementerian Perdagangan untuk memperluas pasar ekspor yaitu melakukan diplomasi perdagangan internasional, pemuatan promosi dan informasi ekspor melalui kurang lebih 46 perwakilan perdagangan di luar negeri.
"Ada 24 atase perdagangan atau trade athase di 46 lokasi dan tadi ada juga 19 Indonesia Trade Promotion Center. Jadi kita bisa katakan Indonesia Trade Promotion Center ada di 19 negara dengan harapan bisa menarik kegiatan bisnis yang cocok dari Indonesia maupun negara lain dan pada pelaku usaha termasuk di sektor fesyen," ucap Roro.
Ia menyatakan pelaku usaha dapat memanfaatkan berbagai macam platform yang ada untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi, sehingga keinginan untuk ekspor dapat terwadahi dengan baik.
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2025 angkat ragam kekayaan budaya Jakarta
Dalam kesempatan itu Roro turut mengingatkan bahwa barang UMKM yang diekspor dapat kian meningkat apabila pelaku usaha berani berinovasi dan siap dalam menghadapi perubahan zaman.
Keberhasilan ekspor UMKM, katanya, tidak cukup hanya dari sisi kesesuaian produk. Tetapi juga kesiapan pelaku usaha untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri secara konsisten.
"Tercatat sejak Januari hingga awal Mei 2025, telah dilaksanakan 246 business matching yang melibatkan 709 UMKM, dengan total transaksi mencapai 57,6 juta dolar AS," tambahnya.
Wakil Menteri Koperasi Ferry Joko Julaintono yang turut hadir dalam acara menambahkan bahwa acara tersebut telah menjadi ajang global untuk mendiplomasikan budaya dan ekonomi Indonesia, serta mendukung ekosistem fesyen sampai skala UMKM.
"Saya berterima kasih telah mengaitkan koperasi dengan industri fesyen," ucap Ferry.
Baca juga: IFW 2025 pertemukan para desainer dengan pelaku usaha dan perajin
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2025 angkat tema "Ronakultura Jakarta"