Brussels (ANTARA) - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, memperingatkan bahwa meskipun Ukraina memperoleh jaminan keamanan, ketiadaan konsesi nyata dari Rusia berisiko memicu perang baru di kawasan lain.
Dalam wawancara dengan harian Italia Corriere della Sera, Jumat (12/12), Kallas menegaskan bahwa penyelesaian berkelanjutan untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina tidak akan tercapai jika Rusia tidak mengubah perilakunya dan menerima pembatasan konkret terhadap kekuatan militernya.
Menurut Kallas, hambatan utama bagi perdamaian adalah Rusia. Ia menyatakan bahwa jaminan keamanan bagi Ukraina tanpa diikuti konsesi dari Rusia hanya akan memindahkan potensi konflik ke wilayah lain, meskipun bukan lagi di Ukraina.
Ia menuturkan bahwa Uni Eropa menyambut meningkatnya momentum diplomatik menuju perdamaian, termasuk upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Amerika Serikat.
Namun, Rusia dinilai belum menunjukkan kemauan tulus untuk menghentikan perang, sebagaimana terlihat dari serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil dan infrastruktur Ukraina.
Kallas menekankan bahwa gencatan senjata harus menjadi langkah awal menuju kesepakatan yang kredibel. Pencegahan konflik di masa depan, lanjutnya, mensyaratkan jaminan bahwa Rusia tidak lagi memiliki kemampuan untuk melancarkan perang baru.
Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, ia menyebut Uni Eropa memerlukan konsesi nyata dari Rusia, baik berupa pembatasan kekuatan militer maupun pengendalian anggaran pertahanannya.
Kallas kembali menegaskan sikap tegas Uni Eropa bahwa tidak boleh ada konsesi wilayah dan tidak ada pengakuan atas pendudukan wilayah Ukraina. Ia menekankan bahwa perubahan batas wilayah tidak dapat dilakukan dengan kekerasan.
Selain itu, ia menegaskan bahwa tidak boleh ada celah dalam arsitektur keamanan Eropa yang memberikan Rusia peran langsung.
Terkait kemungkinan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa pada 2027, Kallas mengatakan bahwa proses aksesi tetap berbasis pada penilaian kinerja dan keputusan negara-negara anggota.
Namun, ia mengakui bahwa dukungan Amerika Serikat dapat membantu mengatasi hambatan politik di dalam Uni Eropa.
Ia menambahkan bahwa dorongan dari Amerika Serikat dapat menjadi sinyal positif bagi negara anggota yang selama ini menghambat kemajuan Ukraina, termasuk Hungaria, untuk mencabut hak veto mereka.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Menlu Hongaria kecam peringatan Rutte soal ancaman Rusia kepada NATO
Baca juga: Rusia bisa serang NATO dalam lima tahun ke depan, kata Rutte
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































