Jakarta (ANTARA) - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa pemerintah terus mengawal relokasi sementara Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Padjadjaran, Bandung, agar tetap layak mendukung kebutuhan dan pendidikan para siswa berkebutuhan khusus.
Hasan menjelaskan relokasi SLBN A Padjajaran yang semula bertempat di area Sentra Wyata Guna, Bandung, dilakukan karena adanya rencana pembangunan sekolah rakyat yang akan berdampingan di lokasi tersebut.
"Jadi, bukan tempat darurat, tetapi tempat yang juga layak untuk mereka bisa sekolah di sana. Walaupun itu sifatnya sementara, tetap harus dengan kondisi yang layak," kata Hasan Nasbi saat ditemui di kantornya di Gedung Kwarnas, Jakarta, Senin.
Hasan menjelaskan bahwa pemerintah meminta tempat relokasi sementara ini sangat layak dan mendukung kegiatan anak-anak bersekolah.
Saat ini, lokasi sementara SLBN A Padjajaran masih disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: KND luruskan isu pengusiran siswa SLBN A Pajajaran Bandung
Di sisi lain, Hasan menekankan bahwa tidak ada pengusiran terhadap siswa di SLBN A Padjajaran. Justru kawasan itu akan dibangun ulang menjadi sebuah sekolah inklusif, yang tidak hanya terdapat Sekolah Rakyat, tetapi juga SLBN.
"Sekolah rakyat plus SLB. Jadi, nanti akan ada, tidak hanya SLB di sana, tetapi ada juga sekolah rakyat di sana. SLB dan sekolah rakyat di lokasi yang sama," kata Hasan.
Pada kesempatan sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan aktivitas pendidikan di SLBN A Padjadjaran akan dipindah ke gedung yang telah disiapkan Pemprov Jawa Barat, yakni SLBN Cicendo, selama sekitar dua bulan.
Pemindahan itu dilakukan untuk menjamin pendidikan di SLBN A Padjadjaran tidak terganggu proses renovasi gedung.
Jika renovasi gedung di Wyata Guna selesai, Herman menyatakan SLBN A Padjadjaran akan kembali menempati gedung di Sentra Wyata Guna.
Baca juga: Kepala SLBN A Pajajaran: Kami mendukung Sekolah Rakyat
Baca juga: Kemensos pastikan SLBN A Padjadjaran tetap di Kompleks Wyata Guna
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025