Jakarta (ANTARA) - Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) menilai kebijakan strategis nasional yang solid termasuk peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), telah menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia.
Ketua BPP HIPMI Bidang Sinergitas Danantara, BUMN dan BUMD Anthony Leong dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, menyebut kebijakan Danantara menjadi salah satu indikator penting yang dibaca oleh investor, sebagai sinyal penguatan struktur ekonomi jangka panjang.
Menurutnya, peran Danantara tidak hanya mengelola aset, namun juga membangun persepsi pasar internasional terhadap kemampuan Indonesia menata fondasi investasi secara lebih modern dan terukur.
“Kita melihat bagaimana konsistensi Danantara dalam memperluas kerja sama investasi telah menciptakan keyakinan baru di kalangan investor. Respons positif pasar terhadap kebijakan mereka sangat terlihat dalam tren IHSG beberapa bulan terakhir,” ujar Anthony.
Ia menjelaskan, keberhasilan Danantara mengamankan hampir 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS) melalui kesepakatan dengan berbagai mitra strategis, diantaranya Qatar, UEA, Arab Saudi, China Investment Corporation (CIC) dan Jepang, memberikan bukti bahwa kapasitas institusional Indonesia semakin mendapatkan pengakuan di tingkat global.
“Kapasitas untuk menghadirkan mitra global dalam skala sebesar itu adalah bukti kredibilitas. Investor membaca ini sebagai tanda bahwa Indonesia punya arah jelas dalam memproyeksikan pertumbuhan jangka panjang. Presiden Prabowo Subianto memiliki visi besar dan kuat dalam menata perekonomian Indonesia,” ujar Anthony.
Selain itu, Ia menilai kabar bergabungnya Danantara dengan International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF) akan memperkuat reputasi Indonesia sebagai pengelola dana investasi negara yang kredibel dan dapat diandalkan.
Anthony menilai penguatan IHSG selama delapan bulan terakhir merefleksikan kombinasi antara masuknya arus modal asing, meningkatnya pembentukan modal domestik, serta stabilitas makro yang terjaga.
Menurutnya, pasar cenderung merespon kebijakan berbasis institusi yang jelas dan berorientasi jangka panjang, bukan sekadar pernyataan politik.
“Investor global dan domestik sekarang membaca Indonesia lewat data institusional, bukan melalui klaim jangka pendek. Danantara memberikan sinyal konsistensi itu. Awal saat launching Danantara, IHSG kan range 5-6 ribuan,” ujar Anthony.
Di sisi lain, menurutnya, apresiasi terhadap menguatnya IHSG sebaiknya tidak diarahkan pada satu kementerian, melainkan dipandang sebagai hasil kolaborasi seluruh pemangku kebijakan ekonomi.
“Fondasi pasar modal tidak berdiri dari satu kebijakan sektoral. Ada kontribusi dari fiskal, moneter, institusi investasi seperti Danantara, kinerja emiten, serta persepsi geopolitik. Jadi keberhasilan IHSG adalah hasil kerja bersama, bukan peran tunggal hanya Kemenkeu,” ujar Anthony.
Data penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (28/11) sore, IHSG tercatat menguat 1.428,80 poin atau 20,18 persen secara year to date (ytd) ke posisi 8.508,71, dibandingkan di posisi 7.079,91 pada awal tahun 2025.
Baca juga: HIPMI nilai proses pendanaan Agrinas oleh Danantara sesuai tata kelola
Baca juga: Hipmi siap berkolaborasi dengan Danantara tingkatkan kualitas SDM
Baca juga: Waksekjen Hipmi: Danantara tonggak baru modernisasi pengelolaan BUMN
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































