Gunung Marapi erupsi dua kali dengan tinggi letusan capai 1.000 meter

4 hours ago 2

Bukittinggi (ANTARA) - Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami erupsi dua kali dalam waktu berdekatan dengan tinggi letusan mencapai 1.000 meter dan 700 meter dari puncak gunung berapi itu, Sabtu.

Warga di sekitar gunung itu, mengaku mendengar dentuman yang cukup keras dalam peristiwa tersebut.

"Dentuman terdengar keras, rumah kami bergoyang. Kami langsung keluar rumah dan melihat jelas letusan dengan asap pekat di puncak Gunung Marapi," kata seorang warga Kecamatan Ampek Angkek, Agam Widia (35).

Kepulan asap letusan terlihat jelas dari Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam wilayah timur dan Kota Bukittinggi.

Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) di Bukittinggi Ahmad Rifandi menyebutkan letusan terjadi pada jam 09.47 WIB dan 09.54 WIB dengan intensitas abu teramati tebal condong ke arah timur laut dan utara.

Baca juga: Gunung Semeru kembali erupsi Rabu pagi, tinggi letusan 1.000 meter

Erupsi pertama pada pukul 09.47 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak gunung itu (3.891 meter di atas permukaan laut). Erupsi kedua pada pukul 09.54 WIB dengan ketinggian 700 meter.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut," katanya.

Erupsi pertama terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sementara ini sekitar 51 detik. PGA mengungkap erupsi masih berlangsung saat laporan dibuat.

Erupsi kedua terekam di seismogram dengan amplitudo 7,4 mm dengan durasi 1 menit 15 detik.

Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Marapi berada pada status level II (waspada) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).

"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, bantaran atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Marapi agar tetap mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," kata Ahmad Rifandi.

Dalam catatan PGA, letusan ini menjadi yang ke-442 sejak erupsi utama pada Desember 2023 sekaligus ke-11 pada Mei 2025 serta 6.499 kali embusan hingga hari ini.

Ia mengatakan jika terjadi hujan abu maka masyarakat harus menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk mencegah gangguan kesehatan.

Ia juga meminta masyarakat menjaga suasana kondusif, tidak menyebarkan hoaks, dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan aktivitas vulkanik gunung tersebut.

Baca juga: Gunung Ibu lima kali berturut-turut erupsi sepanjang Jumat

Baca juga: Badan Geologi: Erupsi Gunung Marapi akibat peningkatan pasokan fluida

Pewarta: Altas Maulana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |