Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan perlunya penguatan kuratorial, konservasi, dan narasi sejarah agar Benteng Moraya, Minahasa Sulawesi Utara berkembang sebagai open air museum yang profesional dan menarik.
“Penataan yang baik serta interpretasi yang kuat akan menjadikan Benteng Moraya pusat pembelajaran sejarah yang hidup, bukan hanya bagi warga Minahasa tetapi seluruh Indonesia,” kata Menbud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hal itu ia sampaikan saat melakukan kunjungan pada situs yang merepresentasikan budaya, sejarah, spiritualitas, dan identitas masyarakat Minahasa yakni Pauwungan Nirawani, Makam Kyai Mojo, dan Benteng Moraya.
Adapun Benteng Moraya menghadap Danau Tondano dan memiliki potensi besar sebagai ruang edukasi publik dan pusat kegiatan budaya.
Baca juga: Fadli Zon mengungkapkan ahli belum temukan pusat kerajaan Majapahit
Sementara itu, saat berkunjung ke makam Kyai Mojo, Fadli menegaskan besarnya kontribusi Kyai Mojo dalam perjuangan bangsa dan penyebaran nilai-nilai keagamaan serta budaya, saat ini juga tengah dilakukan kajian pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk Kyai Mojo.
“Beliau adalah figur yang pengabdiannya terus dirasakan hingga hari ini. Kami sedang mempelajari langkah-langkah pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi beliau,” ujarnya.
Menbud juga meninjau Pauwungan Nirawani, balai adat milik tokoh budaya Minahasa Tonaas Rinto Taroreh sebagai pusat pelestarian pusaka dan tradisi para ksatria Minahasa. Pauwungan Nirawani memegang peran penting dalam menjaga keberlanjutan budaya lokal.
Dalam kunjungan tersebut, Menbud Fadli meninjau sejumlah koleksi pusaka yang dirawat secara turun-temurun, termasuk tombak peninggalan Perang Tondano 1808–1809 serta berbagai pusaka yang digunakan leluhur Minahas saat berjuang menghadapi Spanyol dan Belanda.
Menbud juga menyaksikan tradisi lisan Mahrani, syair yang dibawakan oleh para ibu pewaris tradisi lisan Minahasa yang kini semakin langka. “Tradisi seperti Mahrani harus kita dokumentasikan sebagai warisan budaya agar tidak hilang,” ujarnya.
Rangkaian kunjungan kerja ini menandai langkah strategis pemerintah dalam memperkuat identitas budaya Minahasa, merawat jejak perjuangan leluhur, dan memastikan warisan budaya bangsa terus hidup serta diwariskan kepada generasi mendatang.
Baca juga: Fadli: Tradisi islam jadi modal pengembangan ekosistem budaya nasional
Baca juga: ASEAN-COCI jadi ruang perkuat kerja sama bidang budaya hingga media
Baca juga: Fadli Zon sebut diplomasi budaya sangat penting sebagai "soft power"
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































