Jakarta (ANTARA) - BNPB menyatakan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Utara bertambah menjadi total 166 jiwa hingga Sabtu (29/11), sementara 143 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa penambahan jumlah korban terjadi seiring intensifnya operasi pencarian dan pertolongan (SAR) oleh tim gabungan yang dipimpin Basarnas sejak penetapan status tanggap darurat pekan ini.
“Dalam satu hari ini bertambah 60 korban jiwa berkat operasi pencarian tim gabungan,” ujarnya.
BNPB mengonfirmasi dampak terbesar tercatat di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.
Baca juga: Mentan pastikan bantuan pangan bagi korban banjir Sumbar disalurkan
Selain korban jiwa, pengungsi juga dilaporkan mencapai ribuan kepala keluarga, tersebar di Tapanuli Selatan, Sibolga, Mandailing Natal, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.
"Proses pendataan masih berlangsung beriringan dengan operasi SAR yang terus berjalan 24 jam," kata dia.
Suharyanto juga menyampaikan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah terisolasi, dan percepatan distribusi logistik terus diintensifkan.
BNPB menempatkan lima helikopter perbantuan di Bandara Silangit untuk memaksimalkan distribusi bantuan ke Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, dan wilayah lain yang sulit ditembus.
Helikopter TNI AD Bell 412EPI, MI-17V5, helikopter swasta serta pesawat Cessna Caravan turut dioperasikan.
Baca juga: Pusdalops Sumut catat 453 jiwa mengungsi akibat banjir di Asahan
Baca juga: BNPB minta operasi SAR di Sumut dilakukan 24 jam
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































