Mataram, NTB (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan stok beras yang tersimpan di gudang saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran rutin hingga masuk panen padi pada tahun depan.
"Ketahanan stok kami aman untuk tujuh sampai delapan bulan ke depan," kata Wakil Pemimpin Wilayah Bulog NTB Musazdin Said di Mataram, NTB, Selasa.
Musazdin menjelaskan pihaknya memiliki cadangan beras sebanyak 77 ribu ton. Jumlah itu cukup guna memenuhi kebutuhan sekitar 9 ribu ton setiap bulan untuk program bantuan pangan, stabilisasi pasokan, dan harga pangan, serta kebutuhan instansi seperti tentara.
Sampai pertengahan Mei 2025, Bulog NTB telah melakukan pengadaan sebanyak 153.333 ton setara beras atau melampaui 200 persen ketimbang pengadaan beras pada 2024.
Volume pengadaan tersebut terdiri atas beras sebanyak 77.194 ton, gabah kering panen 57.116 ton, dan gabah kering giling 19.023 ton yang seluruhnya telah dikonversi ke satuan setara beras.
"Dalam 4,5 bulan, kami telah menyerap 75 persen dari target nasional sebesar 174.300 ton untuk NTB," kata Musazdin.
Lebih lanjut, dia menyampaikan laju pengadaan beras yang tinggi tidak terlepas dari keberhasilan panen raya, sinergi dengan Dinas Pertanian, dukungan Babinsa TNI, serta peran aktif Satgas Jemput Gabah dan Mitra Pangan Pengadaan di seluruh kabupaten maupun kota.
Wilayah Lombok Tengah merupakan penyumbang terbesar dengan komposisi hampir 70 persen dari total pengadaan Bulog NTB, diikuti Lombok Barat dan Kota Mataram.
Meski mencetak rekor serapan, namun Bulog NTB menghadapi tantangan keterbatasan kapasitas gudang.
Musazdin menuturkan pihaknya berkoordinasi dengan dinas terkait dan tentara untuk memanfaatkan gudang-gudang tidak beroperasi aktif yang bisa disewa sementara agar persoalan itu teratasi.
Saat ini sebagian stok masih dalam bentuk gabah yang sedang diproses menjadi beras melalui mekanisme kontrak produksi bersama mitra.
Walau bukan termasuk wilayah defisit produksi, Nusa Tenggara Barat juga turut mendukung stabilisasi pangan nasional.
Bulog NTB aktif mengirimkan stok ke wilayah lain atas permintaan kantor pusat, sebagai bagian dari upaya mencapai target pengadaan nasional sebesar 3 juta ton.
Perusahaan pelat merah itu juga mengawal ketat agar mitra pengadaan membeli gabah sesuai harga pembelian pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram.
"Jika ditemukan pelanggaran, kami langsung melakukan intervensi pembelian untuk menjaga hak petani," pungkas Musazdin.
Bulog NTB tidak hanya mengelola cadangan beras pemerintah untuk program nasional, namun juga menyimpan cadangan pangan pemerintah daerah milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta pemerintah kabupaten maupun kota.
Stok beras itu sewaktu-waktu bisa dikeluarkan untuk menghadapi bencana atau kondisi darurat lainnya.
Baca juga: Bupati Lombok Timur sebut Bulog wajib beli gabah petani
Baca juga: Pemprov NTB larang distribusi gabah keluar daerah
Baca juga: Bulog : Total penerima bantuan pangan 2024 di NTB sebanyak 640.093
Pewarta: Sugiharto Purnama/Awaludin
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025