BMKG: Gempa M4,3 di Banyuasin dipicu sesar aktif tak terpetakan

1 day ago 3
Gempa Banyuasin ini tidak lazim karena terjadi di wilayah yang sebelumnya tidak tercatat memiliki aktivitas gempa merusak. Namun, kejadian ini membuktikan bahwa di sana terdapat sesar aktif yang belum teridentifikasi

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi magnitudo (M) 4,3 yang mengguncang wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, merupakan gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Kamis, mengatakan gempa tersebut terjadi pukul 08:41 WIB dengan pusat gempa terletak di darat, sekitar 35 kilometer timur laut Banyuasin pada kedalaman lima kilometer.

“Gempa Banyuasin ini tidak lazim karena terjadi di wilayah yang sebelumnya tidak tercatat memiliki aktivitas gempa merusak. Namun, kejadian ini membuktikan bahwa di sana terdapat sesar aktif yang belum teridentifikasi,” kata Daryono.

Gempa yang terjadi tergolong jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, dengan mekanisme pergerakan geser atau strike slip.

Guncangan dirasakan cukup kuat di Banyuasin dengan intensitas III–IV MMI dan dirasakan pula di Kota Palembang, serta Musi Banyuasin dengan intensitas III MMI.

Baca juga: Bengkulu diguncang gempa magnitudo 6,3

BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Meskipun episentrum berada di sekitar pantai, magnitudo gempa tergolong kecil sehingga tidak menyebabkan deformasi dasar laut yang bisa memicu tsunami.

Hingga saat ini hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan.

Namun, Daryono mengungkapkan bahwa gempa ini menjadi pengingat bahwa wilayah Banyuasin memiliki potensi kegempaan yang belum sepenuhnya dipetakan dan dipahami.

Berdasarkan data seismisitas regional periode 2009–2024, wilayah Banyuasin memang belum menunjukkan riwayat gempa signifikan. Namun, secara teori, sesar aktif dapat muncul di manapun karena tekanan tektonik tidak hanya terjadi di batas lempeng, tetapi juga merembes ke dalam interior lempeng.

“Jika gempa sudah terjadi sekali, maka besar kemungkinan akan terjadi lagi di masa mendatang. Oleh karena itu, pembangunan bangunan tahan gempa di wilayah ini sangat penting untuk mengurangi risiko kerusakan dan korban jiwa,” ujar Daryono menegaskan.

Baca juga: Pemkab Muba salurkan bantuan ke korban gempa Sulbar

Baca juga: BMKG: gempa magnitudo 4,6 di Butur guncang empat daerah di Sultra

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |