Bantuan bencana diharapkan dipercepat ke wilayah terisolasi Aceh

1 week ago 5

Banda Aceh (ANTARA) - LSM Katahati Institute, Forum Konservasi Leuser (FKL) dan Leuser Coffee berharap bantuan kemanusiaan untuk korban bencana banjir dan longsor Aceh dapat dipercepat dan diprioritaskan ke sejumlah daerah yang masih terisolasi.

“Kami menerima laporan dari masyarakat di dataran tinggi Aceh yang hingga kini masih terisolasi tanpa suplai logistik memadai. Bantuan harus diprioritaskan untuk wilayah yang tidak bisa ditembus jalur darat. Situasi ini tidak dapat menunggu,” kata Perwakilan Katahati Institute, Raihal Fajri di Banda Aceh, Senin.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat berhasil terobos wilayah terisolasi akibat banjir

Menurutnya, penanganan perlu difokuskan pada daerah-daerah yang terisolasi atau terputus dari akses darat dan komunikasi, mengingat ribuan warga di lokasi tersebut menghadapi keterbatasan pangan, air bersih, layanan kesehatan, dan dukungan logistik.

Ia menyebutkan adapun wilayah terisolasi yang menjadi prioritas mendesak berdasarkan pemantauan lapangan serta laporan dari masyarakat dan jejaring relawan, yakni Samar Kilang, Syiah Utama dan Pintu Rime Kabupaten Bener Meriah.

Kemudian, Linge Kabupaten Aceh Tengah, Langkahan, Leubok Pusaka Kabupaten Aceh Utara. Lalu, wilayah Sah Raja dan Lokop Aceh Timur. Selanjutnya, Kuta Lintang Aceh Tamiang serta Ketambe, Aceh Tenggara.

Sebagian besar wilayah tersebut tidak dapat diakses melalui jalur darat akibat longsor besar, jalan amblas, dan jembatan utama yang putus. Kondisi ini membuat penyaluran bantuan hanya dapat dilakukan melalui jalur udara, dengan intensitas yang masih sangat terbatas.

"Selain itu, sejumlah titik mengalami putusnya jaringan komunikasi, membuat koordinasi bantuan dan evakuasi semakin sulit," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut Raihal, pihaknya saat ini juga sedang menyalurkan bantuan ke sejumlah titik terisolasi tersebut lewat jalur udara via Lanud SIM melalui Medan Sumatera Utara. Bantuan yang kita salurkan berupa beras, minyak goreng, susu, air bersih, dan mie instan.

Sementara itu, Perwakilan Forum Konservasi Leuser (FKL), Ibnu menyampaikan kerusakan akses dan alam di sekitar kawasan Leuser memperparah kondisi banjir dan longsor.

"Pemulihan akses dan distribusi bantuan ke titik-titik terisolasi merupakan hal paling mendesak,” katanya.

Karena itu, mereka meminta semua pihak mempercepat distribusi bantuan udara (helikopter, pesawat, atau drone logistik) secara terjadwal dan berulang untuk memastikan suplai kebutuhan dasar tercukupi.

Baca juga: Pesawat BNPB mulai jangkau wilayah terisolasi longsor di Aceh

Baca juga: Sejumlah desa di Aceh Utara masih terisolasi, bantuan terkendala

Memulihkan akses darat secara bertahap, dengan pengerahan alat berat tambahan di titik-titik longsor besar. Mengaktifkan kembali komunikasi darurat, termasuk telekomunikasi berbasis satelit, untuk memastikan alur informasi tetap berjalan.

Lalu, meningkatkan koordinasi lintas lembaga, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, lembaga kemanusiaan, sektor swasta, dan masyarakat adat, untuk mempercepat penanganan, serta memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, perempuan, dan penyandang disabilitas.

"Kita harap semua pihak, baik pemerintah, lembaga kemanusiaan, akademisi, perusahaan, dan masyarakat umum untuk mengutamakan wilayah terisolasi sebagai fokus penanganan dalam fase tanggap darurat ini," kata Ibnu.

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |