Banda Aceh (ANTARA) - Tim gabungan Badan SAR Nasional (Basarnas) serta kelompok potensi pencarian dan pertolongan lainnya mengevakuasi sebanyak 140 korban banjir di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh.
Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Kamis, mengatakan evakuasi warga terdampak banjir tersebut menyusul semakin meningkat ketinggian air di beberapa kabupaten kota di Provinsi Aceh.
"Ada sebanyak 140 warga yang dievakuasi karena terdampak banjir sepanjang Rabu (26/11). Proses evakuasi yang dilakukan sejak Selasa (25/11) masih berlangsung hingga hari ini," katanya.
Dari 140 korban banjir yang dievakuasi tersebut, kata dia, kurang lebih sebanyak 90 orang dievakuasi di wilayah banjir di Desa Meunasah Tuha, Kabupaten Pidie Jaya.
Baca juga: Kementerian-pemda aktifkan dana tak terduga agar cepat tangani bencana
"Evakuasi di Kabupaten Pidie Jaya melibatkan lima personel dari Kantor SAR Banda Aceh yang didukung dengan peralatan evakuasi seperti perahu karet," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Kemudian, kata dia, di Desa Cureh, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen kurang lebih sebanyak 50 jiwa korban banjir dievakuasi ke tempat aman dan lebih tinggi.
Ibnu Harris Al Hussain menyebutkan proses evakuasi tersebut melibatkan tim rescue Unit Siga SAR bersama potensi SAR lainnya serta tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bireuen
"Selain di Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Pidie Jaya, tim juga mengevakuasi korban banjir lainnya di antara di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Langsa. Jumlah korban banjir yang di dua daerah itu sedang dalam pendataan," katanya.
Baca juga: Bantuan bencana dikirim via udara karena jalan Aceh-Sumbar putus total
Ia mengatakan pihaknya menambah satu tim rescue untuk mendukung proses evakuasi di wilayah Kabupaten Pidie. Sebelum, Basarnas Banda Aceh telah mengirim satu tim rescue ke wilayah banjir di kabupaten tersebut.
Ibnu Harris mengatakan tim rescue di wilayah banjir terus berupaya mengevakuasi korban terdampak. Namun, proses evakuasi di beberapa wilayah masih sulit karena jaringan komunikasi.
Hal ini, kata dia, membuat informasi kedaruratan dari masyarakat dan informasi tim di lokasi banjir sulit diterima secara terkini. Termasuk akses transportasi yang lumpuh di beberapa titik.
"Kondisi jalan yang tidak dapat dilalui turut memperlambat mobilisasi tim, membuat proses evakuasi lebih menantang di tengah cuaca yang masih tidak stabil," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Baca juga: Wamen PU: Empat jembatan putus dan 20 titik longsor di Aceh-Sumbar
Baca juga: Aceh Tengah darurat bencana, 9 warga meninggal akibat banjir & longsor
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































