Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto melontarkan kritik terhadap sistem birokrasi di Indonesia yang dinilai kerap menghambat kemajuan dan menyulitkan diri sendiri, terutama di sektor energi.
"Ini ada kecenderungan, tidak hanya di Indonesia, tapi Indonesia ahlinya. Indonesia ahli membuat regulasi yang demikian sulit untuk kita sendiri. Ini harus kita kurangi," katanya saat membuka Konvensi dan Pameran ke-49 Indonesian Petroleum Association (IPA) di BSD, Tangerang, Selasa.
Presiden menyoroti budaya birokrasi yang dianggap terlalu rumit dan tidak efisien.
"Ini ada kecenderungan, tidak hanya di Indonesia, tapi Indonesia ahlinya. Indonesia ahli membuat regulasi yang demikian sulit untuk kita sendiri. Ini harus kita kurangi," katanya.
Dalam forum sektor migas terbesar di Asia Tenggara, dengan diikuti oleh peserta dari lebih dari 60 negara itu, Presiden menyampaikan komitmennya untuk menyederhanakan regulasi demi mempercepat investasi dan mendorong pertumbuhan sektor energi.
Baca juga: Prabowo ingatkan akan copot pejabat yang tak mau sederhanakan regulasi
Baca juga: Presiden optimistis proyek migas Natuna bantu capai swasembada energi
Baca juga: Presiden: Impor BBM 40 miliar USD bisa digunakan pendidikan, kesehatan
Kepala Negara juga mengultimatum bahwa pejabat yang tidak mau berubah dari kebiasaan lama akan dicopot dari jabatannya.
"Pejabat yang tidak mau menyederhanakan regulasi akan saya ganti, akan saya copot. Banyak anak-anak muda yang menunggu diberi kesempatan," katanya.
Presiden Prabowo menekankan bahwa jika suatu hal bisa dibuat mudah, sebaiknya tidak dibuat sulit. Ia menekankan bahwa cara berpikir yang menyulitkan seperti itu tidak boleh dibiarkan di Indonesia.
Menurutnya, pejabat pemerintah dan regulator harus melayani masyarakat serta mendukung semua pihak yang ingin berinvestasi dan bekerja di Indonesia, karena hasil yang cepat sangat dibutuhkan oleh rakyat.
Presiden juga mengingatkan bahwa dunia terus berubah, sehingga mereka yang lamban, malas, atau memiliki pemikiran yang tidak produktif harus diberi posisi pinggir.
"Dunia berubah, yang lamban, yang malas, yang punya pemikiran-pemikiran aneh-aneh harus pinggir, dan kita akan pinggirkan mereka-mereka yang tidak bekerja dengan baik," katanya.
Ia menegaskan pentingnya menyederhanakan semua proses dan menciptakan iklim yang terbaik bagi semua pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, yang ingin berkontribusi di Indonesia.
Baca juga: Prabowo dijadwalkan buka konvensi Indonesian Petroleum Association 2025
Baca juga: Prabowo: RI punya cadangan beras dan jagung terbesar sepanjang sejarah
Baca juga: Presiden Prabowo buka konvensi migas terbesar se-Asia Tenggara di BSD
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025