Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memastikan isu dugaan alih fungsi lahan yang disebut mempengaruhi skala bencana di kawasan Tapanuli Raya, Sumatera Utara akan setelah seluruh langkah tanggap darurat bencana di Pulau Sumatera terselesaikan.
Menteri Koordinator PMK Pratikno dalam konferensi pers selepas rapat terbatas di Kantor BNPB Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa pemerintah saat ini memprioritaskan penanganan darurat terlebih dahulu, terutama evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, dan perbaikan jalur distribusi bantuan.
“Kita fokus ke tanggap darurat. Setelah ini selesai, baru kita melangkah ke pemulihan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh, termasuk penelusuran persoalan di hulu yang berkaitan dengan penggunaan lahan dan kondisi kawasan hutan, akan menjadi bagian dari pembahasan setelah fase darurat.
Baca juga: Menko: Tingginya screen time pada anak picu krisis kesehatan mental
“Sebagaimana ketika banjir Jabodetabek, kita juga menyisir permasalahan sampai ke hulu-soal penggunaan lahan, masalah hutan, waduk retensi, situ, dan aliran sungai,” kata Pratikno.
Isu alih fungsi lahan mengemuka seiring pandangan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara yang menilai rangkaian banjir bandang dan tanah longsor di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, dan Kota Sibolga bukan semata disebabkan curah hujan tinggi.
Temuan tumpukan material kayu berukuran belasan meter yang hanyut terbawa arus Sungai Batang Toru dan menjadi viral melalui video amatir warga di berbagai kanal media sosial juga dinilai mengindikasikan adanya aktivitas manusia yang mempengaruhi kondisi lingkungan.
Manajer Advokasi dan Kampanye WALHI Sumatera Utara, Jaka Kelana, menyebut bahwa bencana tersebut memiliki karakter sebagai bencana ekologis, di mana kerusakan ekosistem di kawasan Batang Toru memberi kontribusi terhadap besarnya dampak yang muncul. Hal ini selaras dengan dokumen hasil kajian risiko bencana di Sumatera Utara tahun 2022-2026.
Baca juga: Kemdiktisaintek dukung penuh penguatan pendidikan dan pelatihan vokasi
Berdasarkan laporan sementara Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kamis sore, diketahui banjir bandang, dan tanah longsor meluas di 13 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Adapun 13 wilayah yang dilanda bencana alam terdiri dari sembilan kabupaten dan empat kota yakni Kabupaten Langkat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Tapanuli Utara.
Proses pendataan dampak bencana masih dilakukan oleh tim petugas gabungan, namun sementara ini disebutkan banjir bandang disertai tanah longsor itu menimbulkan kerusakan infrastruktur yang signifikan hingga menimbulkan korban jiwa, luka-luka dan ribuan orang warga mengungsi.
Baca juga: Prabowo rencanakan bangun sekolah integrasi untuk kelas menengah
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































