Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya sinergisitas TNI dan Polri guna mewujudkan Indonesia Emas 2045, saat memimpin wisuda prajurit taruna Akademi TNI dan Bhayangkara taruna Akademi Kepolisian di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat.
“Saya berpesan agar terus memperhatikan sinergisitas dan solidaritas TNI-Polri dalam setiap perjalanan sehingga mampu melewati berbagai tantangan bangsa demi mewujudkan visi bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045,” katanya dilansir dari keterangan dikonfirmasi.
Selain itu, Kapolri juga mengatakan bahwa TNI-Polri harus berperan aktif dalam rangka mengawal dan mempercepat pembangunan nasional sebagaimana yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto melalui Astacita.
Terlebih, pada tahun 2030–2035, Indonesia diproyeksikan memasuki puncak bonus demografi yang mana jumlah penduduk usia produktif akan mendominasi struktur penduduk nasional.
Menurutnya, apabila bonus demografi tersebut dimanfaatkan dengan baik, Indonesia akan melakukan lompatan jauh ke depan dan bisa setara dengan negara maju lainnya.
"Keberhasilan seluruh kebijakan tersebut tentunya merupakan tanggung jawab seluruh elemen bangsa, termasuk TNI-Polri sebagai garda terdepan yang saling melengkapi dalam menyelesaikan berbagai tantangan bangsa melalui tugas pokoknya masing-masing,” katanya.
Lebih lanjut, jenderal polisi bintang empat itu mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin kompleks dengan adanya disrupsi teknologi dan dinamika geopolitik. Tantangan tersebut berpotensi mengancam keamanan dan kedaulatan bangsa Indonesia.
"Para taruna tentunya harus terus menempa diri sehingga menjadi perwira TNI-Polri yang berkualitas karena salah satu kunci utama dalam menyambut bonus demografi dan tantangan tugas tersebut adalah dukungan sumber daya manusia Indonesia yang unggul,” ucapnya.
Ia juga berharap upacara wisuda prajurit taruna ini dapat menjadi momentum lahirnya generasi unggul calon perwira TNI-Polri yang kelak menjadi pilar utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Saya dan Bapak Panglima TNI juga pernah menjalani pendidikan seperti Taruna sekalian sehingga memahami bahwa menempuh pendidikan sebagai seorang taruna bukanlah perjuangan yang mudah. Dibutuhkan ketekunan dan pengorbanan selama menempuh pendidikan sehingga dapat menjadi seorang perwira yang tanggap, tanggon, dan trengginas,” tuturnya.
Adapun pada tahun ini terdapat 1.621 taruna yang terdiri dari 713 Akademi Militer (Akmil), 350 Akademi Angkatan Laut (AAL), 210 Akademi Angkatan Udara (AAU), serta 348 Bhayangkara taruna Akademi Kepolisian (Akpol) yang menyelesaikan pendidikan dasar integratif taruna Akademi TNI dan Akademi Kepolisian.
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































