Badung, Bali (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali mengajukan peremajaan tanaman kakao untuk mendukung produktivitas hasil perkebunan berorientasi ekspor itu.
"Kami mohon benih ke pusat untuk di Kabupaten Jembrana dan Tabanan, sudah mengajukan melalui e-proposal," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Dewa Ayu Nyoman Budiasih di sela diskusi dengan media di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Ia menjelaskan peremajaan perlu dilakukan karena kondisi tanaman kakao di Bali sudah dalam kondisi rusak dan berusia tua di atas 20 tahun.
Pihaknya mendata berdasarkan angka tetap 2024, luas lahan perkebunan kakao di Bali pada 2024 mencapai total 13.398 hektare dengan produksi mencapai 4.868 ton atau rata-rata 461 kilogram per hektare per tahun.
Perkebunan kakao itu tersebar di delapan kabupaten di Pulau Dewata, di luar Kota Denpasar yang tidak memiliki perkebunan kakao.
Dari total luasan itu, tiga kabupaten memiliki perkebunan kakao terluas yakni Jembrana mencapai 6.340 hektare, Tabanan seluas 4.529 hektare, dan Buleleng seluas 1.169 hektare.
Sementara itu, ia memaparkan total jumlah tanaman kakao rusak atau tanaman tidak menghasilkan di Bali mencapai 2.087 hektare.
Ia mengungkapkan paling besar tanaman rusak/tidak menghasilkan berada di Jembrana seluas 1.114 hektare dan Tabanan mencapai 498 hektare.
"Hasil produktivitas di Bali rata-rata masih rendah, di bawah 500 kilogram per hektare per tahun kecuali Jembrana yang 687 kilogram karena kebanyakan (tanaman) sudah tua di atas 20 tahun," ucapnya.
Budiasih menambahkan selain peremajaan, Kabupaten Jembrana dan Tabanan juga masih memiliki potensi pengembangan kakao dengan total seluas 2.417 hektare masing-masing di Jembrana seluas 359 hektare dan Tabanan seluas 2.057 hektare.
Berdasarkan data Dewan Kakao Indonesia, Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia sebagai penghasil kakao premium.
Menurut Pemprov Bali, pemasaran produk kakao dari Bali bahkan menyentuh pasar ekspor di antaranya Prancis, Belanda, Belgia, Jepang, Australia dan Inggris.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































