Tapin, Kalsel (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengoptimalkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) menjadi basis penghasil bahan bakar alternatif.
“TPS3R seharusnya mampu menangani 1–2 truk sampah per hari, apalagi jika menggunakan sistem shift operasional. Kapasitasnya bisa mencapai 10 ton,” ujar Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq di Rantau, Kabupaten Tapin, Rabu.
Hanif menyebutkan lokasi TPS3R Binuang yang berdekatan dengan pabrik semen memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF), yaitu teknologi pemrosesan sampah menjadi bahan bakar alternatif.
“Prosesnya sederhana, tinggal dicacah, ditekan, lalu dikirim ke pabrik. Yang penting masyarakat mau memilah sampahnya, itu tantangan utama,” katanya.
Menurut menteri, karakteristik permukiman yang tersebar menjadi tantangan tersendiri untuk menerapkan sistem pemilahan sampah di wilayah tersebut.
Namun jika volume sampah mencukupi, kata dia, pengelolaan akan lebih efisien dan berdampak besar bagi pengurangan beban TPA serta mendukung energi terbarukan.
"Saya berharap dalam waktu dekat Kabupaten Tapin sudah dapat merencanakan untuk dieksekusi secepatnya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas LH Kabupaten Tapin Noordin mengatakan pengembangan TPS3R telah menjadi bagian dari roadmap daerah 2025–2026.
“Kami memang sudah menargetkan setiap kecamatan memiliki TPS3R untuk menekan volume sampah secara merata,” tuturnya.
Ia menyebut, saat ini tersedia dua TPS3R yang beroperasi di Tapin Utara dan Binuang.
Selain menargetkan penambahan TPS3R, ucap Noordin, pelatihan petugas TPS3R juga akan digelar dengan menggandeng tenaga ahli, guna memastikan operasional berjalan optimal ketika seluruh kecamatan telah memiliki fasilitas tersebut.
Baca juga: Menteri LH: Gambut dan mangrove Kalimantan penting untuk tekan emisi
Baca juga: Menteri LH tinjau TPA Tebing Liring di HSU
Pewarta: Taufik Ridwan/M Rastaferian P
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025