Menilik apakah center bola basket berbakat China siap masuk NBA

7 hours ago 3

Beijing (ANTARA) - Pebasket asal China, Yang Hansen menarik perhatian di NBA Draft Combine 2025 yang sedang berlangsung di Chicago, Amerika Serikat (AS) karena memperlihatkan sekilas potensinya yang menggiurkan di hadapan para pencari bakat, meskipun ada pertanyaan soal kesiapannya.

Dengan tinggi 7 kaki 2 inci (sekitar 218 cm) saat mengenakan sepatu, jangkauan sambil berdiri 9 kaki 3 inci (sekitar 282 cm), dan bobot sekitar 114 kg, kehadiran fisik Yang sangat mengesankan

Pemain center yang akan genap berusia 20 tahun pada 26 Juni itu, hari yang sama dengan putaran kedua NBA Draft, tampil menonjol dengan kombinasi langka antara ukuran, keterampilan, dan visi mengoper, bahkan dibandingkan dengan dua kali peraih MVP NBA Nikola Jokic.

Di samping itu, gaya permainannya yang cerdas, terutama umpan-umpannya dari area high post dan kemampuannya membaca pertahanan, menjadi aspek yang paling banyak menuai pujian.

Dalam dua pertandingan scrimmage pada 14 dan 15 Mei, Yang memberikan assist yang kreatif, menggunakan postur tubuhnya untuk mengubah alur tembakan (termasuk mengeblok tembakan tiga angka), dan memberikan sentuhan lembut di dekat ring.

"Dia menunjukkan pembacaan permainan tingkat tinggi dan memainkan dua scrimmage yang efektif," kata Jonathan Givony dari ESPN Insider.

Tembakannya yang tidak konsisten dari garis 3 poin (28,6 persen) dan kesulitan dalam lemparan bebas (67,7 persen) juga masih menyisakan ruang baginya untuk berkembang.

Di pertandingan scrimmage pertama, Yang mengoleksi 12 poin, satu rebound, satu assist, dan satu blok selama 19 menit penampilannya. Dalam scrimmage kedua, dia mencetak 11 poin, enam rebound, enamassist, dan satu blok selama 18 menit penampilannya.

Musim lalu di Asosiasi Bola Basket China (Chinese Basketball Association/CBA), Yang rata-rata mencetak 16,6 poin, 10,5 rebound, dan 2,6 blok untuk tim Qingdao Eagles dan terpilih masuk Tim Utama All-CBA.

Namun, meski mendominasi di China, masih ada keraguan soal bagaimana permainannya akan diterjemahkan ke kompetisi NBA.

Para pemandu bakat menyebut kurangnya mobilitas, kesulitan menjaga ruang, dan rebound defensif yang buruk (hanya tiga rebound defensif dalam 37 menit selama scrimmage) sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.

"Kelincahannya terbatas dan kecepatannya juga kurang terlihat. Dia gagal memasukkan tembakan dari posisi yang mudah dan mengalami kesulitan untuk bertahan di area perimeter, " tambah Givony​​​​​​​

Tembakannya yang tidak konsisten dari garis 3 poin (28,6 persen) dan kesulitan dalam lemparan bebas (67,7 persen) juga masih menyisakan ruang baginya untuk berkembang

Meskipun sekilas menunjukkan potensinya sebagai face-up scorer (mencetak poin dengan menghadap ring) dan spot-up shooter (mencetak poin dari hasil umpan tanpa menggiring bola), dia tetap terbilang mentah di banyak area, terutama dibandingkan dengan pemain bertubuh besar yang siap untuk NBA.

Mengingat usianya masih sangat muda, beberapa orang berpendapat Yang sebaiknya mundur dari ajang NBA Draft tahun ini dan mempertimbangkan pengembangan lebih lanjut.

Beberapa eksekutif NBA menyarankan agar Yang mencoba bermain bola basket di perguruan tinggi di AS untuk beradaptasi secara lebih baik dengan gaya permainan Amerika.

Meskipun dia sudah menjadi pemain profesional, bergabung dengan program National Collegiate Athletic Association (NCAA) di AS dapat menawarkan struktur dan tingkat kompetisi yang dia butuhkan.

"CBA mungkin bukan tempat terbaik baginya untuk berkembang di bidang yang paling dia butuhkan," kata seorang pemandu bakat.

Toh, Yang membuat kemajuan yang jelas dengan berkompetisi melawan talenta-talenta elite selama NBA Draft Combine di Chicago yang akan berlangsung sampai 18 Mei.

Agennya, Klutch Sports, yang juga mewakili LeBron James, telah memetakan rencana pengembangan yang berbasis di AS, termasuk sesi pelatihan di Los Angeles.

Yang juga mendapatkan pengalaman berharga melalui NBA Summer League dan kompetisi internasional seperti Piala Dunia FIBA U19, di mana dia menunjukkan naluri bertahan dan kemampuan bermainnya.

Meskipun perbandingan dengan legenda Yao Ming tidak dapat dihindari, Yang menegaskan bahwa dia fokus menjadi dirinya sendiri.

"Yao Ming adalah pendahulu saya," kata Yang tentang sang anggota Naismith Memorial Basketball Hall of Fame yang juga mantan bintang Houston Rockets.

"Saya ingin belajar darinya, tetapi menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri," katanya.

Dengan semakin dekatnya pelaksanaan NBA Draft, Yang tetap berada dalam radar, dipatok oleh beberapa media sebagai pemain yang akan dipilih di putaran kedua, meskipun ada juga yang tidak memasukkannya ke dalam daftar.

Apakah dia akan mendengar namanya dipanggil atau tidak, konsensus menyebutkan bahwa kehadirannya di Chicago sudah menjadi langkah maju menuju impiannya bermain di NBA.

"Saat ini, dia belum siap untuk NBA," kata seorang pemandu bakat. Namun, instrumennya sudah ada. Dia hanya membutuhkan tempat yang tepat untuk berkembang.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |