Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan optimistis partisipasi perusahaan swasta dalam Program Magang Nasional akan meningkat seiring perkembangan informasi kesempatan magang dan pemetaan kebutuhan tenaga kerja meluas.
“Ini bagian dari proses. Calon peserta juga mulai melihat peluangnya, dan perusahaan memiliki pertimbangan masing-masing dalam membuka formasi,” kata Yassierli saat meninjau pelaksanaan magang di salah satu kantor PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk, Grha BNI Jakarta, Jumat.
Posisi magang di BUMN tergolong sangat kompetitif sehingga lulusan mulai melirik peluang di sektor swasta. Pemerintah menilai hal itu mendorong peningkatan partisipasi perusahaan swasta dalam program tersebut, katanya, menjelaskan.
“Saya mendengar batch 2 itu sudah mulai banyak advice informal. Kalau bisa, kalau Anda cukup yakin pilih (tempat magang) ini, kalau enggak begini,” kata Yassierli, merujuk pada strategi peserta melihat peluang di berbagai perusahaan.
Untuk memperluas kesempatan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mendorong pemerintah daerah mengoordinasikan pembukaan formasi melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga lulusan tidak harus berpindah ke kota besar untuk mendapatkan pengalaman kerja pertama.
“Kami menginginkan kesempatan ini merata. Tidak hanya ramai di kota besar,” ujar dia.
Program Magang Nasional merupakan kebijakan prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam mempersiapkan angkatan kerja melalui pengalaman kerja selama enam bulan di perusahaan.
Skema tersebut dinilai mempercepat proses rekrutmen karena perusahaan dapat menilai kinerja peserta secara langsung.
Hingga akhir November 2025, program tersebut telah menjaring sekitar 80 ribu peserta dalam dua batch dari target 100 ribu peserta hingga akhir 2025, dengan pelaksanaan batch ke-3 dirampungkan dalam waktu dekat sebelum evaluasi menyeluruh dilakukan.
“Kami terus memantau pelaksanaannya untuk memastikan manfaatnya optimal bagi peserta dan perusahaan,” ujar dia.
Pewarta: Aria Ananda
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































