Manfaat kulit hewan kurban dan tata cara pengelolaannya sesuai syariah

1 day ago 4

Jakarta (ANTARA) - Setiap perayaan Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian sosial. Ibadah ini menjadi momentum untuk mempererat solidaritas antarumat, terutama melalui pembagian daging kepada mereka yang membutuhkan.

Selain dagingnya, kulit hewan kurban juga menyimpan potensi besar yang sering kali belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, jika diolah dengan baik, kulit tersebut dapat menjadi bahan baku berbagai produk bernilai ekonomi tinggi seperti kerajinan tangan, alas kaki, hingga produk fesyen.

Pemanfaatan kulit hewan kurban

Berikut adalah berbagai manfaat kulit hewan kurban yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat:

1. Bahan baku industri kulit

Kulit hewan kurban, seperti sapi, kambing, dan domba, dapat diolah melalui proses penyamakan menjadi bahan baku untuk industri kulit. Produk yang dihasilkan meliputi tas, sepatu, sabuk, dompet, dan barang-barang fashion lainnya. Kulit yang telah disamak memiliki kekuatan, daya tahan, dan tekstur yang cocok untuk berbagai jenis produk kulit.

2. Pembuatan barang-barang keras

Selain produk fashion, kulit hewan kurban juga dapat dijadikan bahan untuk pembuatan barang keras seperti sarung pisau, tas penyimpan senjata, dan perlengkapan luar ruangan lainnya.

Baca juga: Hukum menjual kulit hewan kurban: Pandangan ulama dan syariat

3. Alat musik tradisional

Beberapa jenis alat musik tradisional menggunakan kulit hewan kurban sebagai membran untuk menghasilkan suara yang khas. Contohnya adalah bedug dan rebana yang umum digunakan dalam kegiatan keagamaan dan budaya di Indonesia.

4. Pembuatan perlengkapan rumah tangga

Kulit hewan kurban dapat dimanfaatkan untuk membuat perlengkapan rumah tangga seperti kantung air (qirbah), terpal, timba, dan alas duduk. Pemanfaatan ini memberikan alternatif penggunaan kulit yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pemberdayaan ekonomi masyarakat

Pemanfaatan kulit hewan kurban dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat. Dengan mengolah kulit menjadi produk bernilai tambah, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja baru, terutama di sektor industri kreatif dan kerajinan tangan.

6. Pengolahan oleh lembaga sosial

Beberapa lembaga sosial menerima donasi kulit hewan kurban untuk kemudian dijual, dan hasilnya disalurkan kepada yang membutuhkan. Praktik ini dianggap sejalan dengan prinsip syariah, selama tidak ada unsur keuntungan pribadi dari penjualan tersebut.

7. Pengurangan limbah organik

Dengan memanfaatkan kulit hewan kurban, masyarakat dapat mengurangi limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Pengolahan kulit menjadi produk berguna membantu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

8. Pelestarian tradisi dan budaya

Pemanfaatan kulit hewan kurban dalam pembuatan alat musik tradisional dan perlengkapan upacara adat membantu melestarikan tradisi dan budaya lokal. Hal ini memperkuat identitas budaya dan memperkaya warisan budaya bangsa.

Poses pengolahan kulit tersebut tidak hanya memberikan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan di sektor industri kreatif dan kerajinan tangan. Dengan keterampilan dan teknologi yang tepat, kulit hewan kurban dapat disulap menjadi produk yang bernilai jual tinggi dan memiliki daya saing.

Baca juga: Resep kerupuk kulit (rambak) gurih dan renyah dari kulit sapi kurban

Beberapa pelaku usaha di Indonesia telah memanfaatkan peluang ini untuk menghasilkan produk berkualitas. Contohnya adalah jaket kulit domba asli dari Garut yang dikenal memiliki mutu tinggi. Produk-produk seperti ini tidak hanya diminati oleh pasar lokal, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menembus pasar ekspor.

Perspektif hukum Islam

Dalam konteks hukum Islam, pemanfaatan kulit hewan kurban memiliki ketentuan tertentu. Mayoritas ulama, termasuk Mazhab Syafi’i, berpendapat bahwa menjual bagian dari hewan kurban, termasuk kulit, tidak diperbolehkan jika hasil penjualannya digunakan untuk kepentingan pribadi.

Namun, jika hasil penjualan tersebut disedekahkan atau digunakan untuk kepentingan umum, seperti mendukung pelaksanaan ibadah kurban, maka diperbolehkan.

Sebagai alternatif, beberapa lembaga sosial menerima donasi kulit hewan kurban untuk kemudian dijual, dan hasilnya disalurkan kepada yang membutuhkan. Praktik ini dianggap sejalan dengan prinsip syariah, selama tidak ada unsur keuntungan pribadi dari penjualan tersebut.

Dengan demikian, kulit hewan kurban memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung perekonomian lokal. Dengan pengelolaan yang tepat dan sesuai dengan prinsip syariah, pemanfaatan kulit hewan kurban dapat menjadi bagian dari tradisi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat luas bagi umat.

Baca juga: Harga kulit hewan kurban di Garut turun drastis

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |