Beijing (ANTARA) - China mengumumkan rencana komprehensif untuk meningkatkan keselarasan antara pasokan dan permintaan barang konsumsi, sebagai langkah terbaru untuk memaksimalkan potensi pasar super besar negara tersebut sekaligus menyediakan momentum berkelanjutan bagi perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Rencana tersebut, yang diumumkan oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China bersama lima departemen pemerintah lainnya, menguraikan sejumlah kebijakan yang mencakup langkah-langkah untuk mendorong sektor konsumsi baru seperti rumah pintar (smart home) dan bahan bangunan ramah lingkungan, mempromosikan pemutakhiran barang konsumsi di daerah pedesaan, serta meningkatkan pasokan barang-barang spesifik mulai dari perlengkapan olahraga musim dingin dan mainan populer hingga produk untuk bayi dan lanjut usia (lansia).
China akan "mengoordinasikan perluasan permintaan domestik dan pendalaman reformasi struktural sisi penawaran," menurut rencana itu dan menyebut bahwa kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi akan meningkat secara bertahap hingga 2030.
Dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (27/11) mengenai rencana tersebut, Xie Yuansheng, wakil kepala Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, mengatakan bahwa sektor barang konsumsi China telah memasuki fase pengembangan baru di mana kualitas yang baik menentukan harga yang baik.
Dia menambahkan bahwa peningkatan kesesuaian antara pasokan dan permintaan akan menjadi cara terbaik untuk memaksimalkan potensi konsumsi negara tersebut.
Berdasarkan rencana tersebut, tiga sektor konsumsi senilai masing-masing 1 triliun yuan (1 yuan = Rp2.350), yakni produk perawatan lansia, kendaraan terhubung cerdas, dan elektronik konsumen, akan terbentuk pada 2027, kata Xie.
Selain itu, 10 pusat konsumsi senilai masing-masing 100 miliar yuan akan dikembangkan, termasuk barang-barang untuk anak-anak dan bayi, perangkat wearable pintar, kosmetik, peralatan kebugaran, serta makanan dan produk untuk hewan peliharaan.
Peningkatan keselarasan antara pasokan dan permintaan juga akan mendorong peningkatan kualitas industri, menciptakan siklus positif di mana permintaan baru menghasilkan pasokan baru, serta memastikan interaksi positif antara konsumsi dan investasi, serta antara pasokan dan permintaan, kata Liu Xiangdong, peneliti di Pusat Pertukaran Ekonomi Internasional China (China Center for International Economic Exchanges/CCIEE).
Langkah ini diambil saat China memasukkan peningkatan konsumsi sebagai prioritas utama dalam agenda kebijakannya untuk 2025, dan mengisyaratkan fokus berkelanjutan dalam mendukung konsumsi selama lima tahun ke depan, seperti yang tercantum dalam dokumen rekomendasi untuk penyusunan Rencana Lima Tahun ke-15 (2026-2030).
Menurut dokumen tersebut, China menargetkan untuk "mencapai peningkatan signifikan dalam konsumsi rumah tangga sebagai bagian dari produk domestik bruto (PDB)," serta meningkatkan peran permintaan domestik sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi selama lima tahun ke depan.
Konsumsi tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi China. Pada tiga kuartal pertama tahun ini, pengeluaran konsumsi akhir berkontribusi sebesar 53,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi China, dibandingkan dengan 44,5 persen sepanjang 2024, menurut Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China.
Guna menggenjot konsumsi, pemerintah China mengumumkan serangkaian langkah, antara lain memperluas program tukar tambah barang konsumen, menambah opsi pembiayaan bagi konsumen, dan memperkuat dukungan ketenagakerjaan.
Upaya-upaya ini mulai menunjukkan hasil. Program tukar tambah barang konsumsi telah mendorong penjualan berbagai produk, termasuk peralatan rumah tangga, sepeda listrik, dan mobil penumpang energi baru, dengan penjualan produk-produk tersebut secara kumulatif melampaui 2,4 triliun yuan selama 10 bulan pertama tahun ini.
Didukung oleh program ini, penjualan ritel, indikator utama kekuatan konsumsi negara, mencatatkan peningkatan stabil, naik 4,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) selama periode Januari-Oktober.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































