Jakarta (ANTARA) - Lemdiklat Polri melalui Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) kembali menambah tiga pusat studi strategis untuk meningkatkan pemolisian masyarakat (smart policing) dan memperkuat ekosistem keilmuan kepolisian.
Tiga pusat studi tersebut adalah Pusat Studi Sumber Daya Manusia Polri, Pusat Studi Pacific–Oceania, dan Pusat Studi Kehumasan Polri.
Kepala Lemdiklat Polri Komjen Pol. Chryshnanda Dwilaksana di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa tiga pusat studi tersebut melengkapi keberadaan Pusat Studi Ilmu Kepolisian (PTIK) yang telah lebih dulu beroperasi sebagai ruang dialog akademik untuk mentransformasi dan mengembangkan ilmu kepolisian.
“Pusat studi ini adalah ruang dialog ilmiah untuk mentransformasi ilmu kepolisian. Di sini gagasan diuji, konsep dikembangkan, dan strategi pemolisian dimodernisasi agar Polri selalu relevan dengan perubahan zaman,” katanya.
Ia menerangkan, tiga pusat studi tersebut memiliki fungsi strategis masing-masing.
Pusat Studi SDM Polri bertujuan memperkuat pengembangan talenta dan meritokrasi dalam manajemen kepemimpinan Polri.
Lalu, Pusat Studi Kehumasan Polri memfokuskan kajian pada manajemen komunikasi publik, transparansi, dan media policing.
Terakhir, Pusat Studi Pacific–Oceania mempelajari pentingnya riset geopolitik kawasan Indo Pasifik serta penguatan diplomasi kepolisian Indonesia dalam arsitektur keamanan global.
“Ilmu kepolisian harus dikembangkan dalam kerangka filosofis, yuridis, geopolitik, akademis, hingga globalisasi. Oleh karena itu, pusat studi menjadi pilar untuk membangun Polri yang humanis, modern, dan berdaya saing internasional,” kata Chryshnanda.
Dengan pengembangan pusat studi ini, Lemdiklat Polri berharap tercipta lingkungan akademik yang adaptif, kritis, dan responsif terhadap dinamika masyarakat.
Pusat studi juga akan memperkuat jejaring kerja sama nasional dan internasional, baik dengan universitas, lembaga penelitian, maupun institusi keamanan global.
Chryshnanda juga menegaskan bahwa ilmu kepolisian bukan hanya milik institusi Polri, tetapi ruang terbuka yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
“Pusat studi bukan hanya milik STIK atau Lemdiklat, tetapi milik seluruh ekosistem pengetahuan kepolisian. Dengan riset yang kuat dan kolaborasi luas, kita menyiapkan Polri masa depan yang cerdas, inklusif, dan dipercaya masyarakat,” tuturnya.
Baca juga: Lemdiklat Polri gelar dialog angkat isu moral kepolisian
Baca juga: Kalemdiklat Polri: Polisi harus mampu cegah konflik
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































